SOLOPOS.COM - Pemain Persib Bandung merayakan kemenangan setelah berhasil menjuarai Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (18/10/2015). Persib menjadi juara setelah menundukkan Sriwijaya FC di final dengan skor 2-0. (JIBI/Solopos/Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Final Piala Presiden 2015 membuat Persib Bandung mendapat pemasukan besar. Sang manajer tak ragu mendukung Piala Presiden 2016.

Solopos.com, JAKARTA — Manajer klub Persib Bandung Umuh Muchtar menegaskan bakal mendukung penuh penyelenggaraan turnamen sepak bola Piala Presiden 2016 karena banyak dana yang diperoleh klub asal Bandung tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Piala Presiden harus diteruskan, pertama kita dikasih modal, kedua dikasih lagi, terakhir dikasih lagi. Tadi dari Indosat [kami] dipanggil lagi ditambah Rp400 juta,” kata Umuh Muchtar saat diminta Presiden Jokowi berbicara tentang persepakbolaan Indonesia ke depan di Istana Negara, Senin (19/10/2015).

Persib Bandung mendapatkan hadiah Rp3 miliar setelah menaklukkan Sriwijaya FC dalam laga final di Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (18/10/2015). Selain itu, pemain terbaik dan top scorer diborong oleh penyerang Persib, Zulham Zamrun, sehingga memborong hadiah total Rp300 juta.

Umuh menegaskan dalam pernyataannya blak-blakan mendukung turnamen Piala Presiden 2016, dia siap menerim teror dari siapa pun. Presiden Jokowi yang berada di sampingnya pun curiga dan langsung bertanya kepada Umuh. “Diteror apa,” tanya Presiden penasaran.

Umuh menjelaskan jika salah bicara, akan ada pihak yang menerornya. Tetapi dia tidak menjelaskan kepada Presiden Jokowi. Dia cuma menyatakan siap menghadapi teror yang akan muncul. “Pasti ada [teror] nanti kalau saya salah bicara. Rencana kami dengan kawan-kawan akan mencari yang terbaik setelah ini,” jelas Umuh.

Sementara itu, pemain Mitra Kukar Rahmat Afandi yang juga dipanggil Presiden Jokowi untuk bicara tentang sepak bola ke depan dari sisi pemain, organisasi, dan kompetisi internasional, justru tampak grogi dan takut bicara di depan forum. “Saya pribadi berharap tetap ada kompetisi,” ujarnya.

Presiden Jokowi kemudian bilang sudah ada rencana untuk turnamen pada pertengahan November 2015 mendatang. Presiden langsung bertanya organisasi sepak bola seharusnya seperti apa, Rahmat menjawab normatif. “Ke depan arah yang lebih baik, enggak ada lagi kayak kompetisi yang enggak benar, yang suka mundur, molor jadwalnya,” jelasnya.

Jokowi mendesak Rahmat untuk menjelaskan kompetisi yang tidak benar seperti apa, namun tidak dijawab. Presiden pun memanggil pelatih Arema Cronus Joko Susilo alias Joko Getuk untuk maju depan forum dan menjawab pertanyaan yang sama.

“Organisasinya tentu ada ikatan hubungan yang baik dari negara berjalan seiring. Kompetisinya kami ingin dari semua kelompok umur bisa berjalan demi memajukan prestasi sepak bola,” kata Joko.

Jawaban itu ternyata belum memuaskan Presiden. Jokowi minta soal organisasi dijelaskam secara konkret. Lagi-lagi Joko tidak berani menjawab. Presiden kembali melontarkan pertanyaan tentang kebenaran banyak gaji pemain yang tidak dibayar. “Yang saya dengar banyak gaji pemain yang enggak dibayar, bener enggak sih,” Jokowi menyelidik.

“Ada juga, tapi ada juga yang [dibayar] komplet,” ujar Joko yang langsung disambut riuh hadirin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya