SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KAIRO – Final Piala Afrika 2019 menjadi momen mengharu-biru dalam sejarah sepak bola di benua hitam. Dua tim yang akan bertanding memerebutkan gelar tersebut adalah Senegal dan Aljazair. Keduanya belum pernah mencicipi gegap gempita menjadi kampiun turnamen tersebut.

Uniknya, pertemuan dua seteru itu adalah kali kedua dalam turnamen tahun ini. Sejarah telah mencatat Aljazair mampu mengalahkan Senegal di babak penyisihan grup C dengan skor 1-0 pada laga yang digelar di Stadion 30 Juni, Kairo, Mesir, 27 Juni 2019. Youcef Belaili menjadi pahlawan karena mampu mencetak gol empat menit setelah turun minum untuk memberikan Les Fennecs, julukan Aljazair kemenangan kedua mereka musim itu.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Namun, situasi dan kondisinya mungkin akan berbeda pada laga final yang akan digelar di Stadion Internasional Kairo, Sabtu (20/7/2019) dini hari WIB. Kedua tim ngebet ingin menjadi juara di ajang tersebut. Senegal dan Aljazair sama-sama belum pernah merengkuh gelar juara Piala Afrika.

Senegal hanya mampu menjadi juara II pada Piala Afrika 2002. Sementara prestasi tertinggi Aljazair hanyalah runner up Piala Afrika 1980. Jika dilihat dari sejarah pertemuan, Aljazair diunggulkan dalam laga tersebut. Dalam delapan kali pertemuan resmi sejak 2006, Aljazair meraih empat kemenangan. Mereka hanya kalah dua kali atas Senegal. Sementara dua pertandingan lain berakhir imbang.

Pertemuan dua tim satu grup di partai final Piala Afrika sebenarnya terjadi bukan kali ini saja. Laga terdekat adalah Piala Afrika 2013. Kala itu, Nigeria dan Burkina Faso bermain imbang 1-1 di babak penyisihan grup, tetapi Super Eagles julukan Nigeria akhirnya menang 1-0 di final dan merengkuh tropi Piala Afrika ketiga mereka saat itu.

Pada kasus yang lain, Kongo yang kalah atas Ghana di babak penyisihan grup Piala Afrika 1968 dengan skoe 1-2, rupanya berhasil membalikkan dominasi dan menjuarai Piala Afrika tersebut setelah mengalahkan Ghana dengan skor 1-0 di partai final.

Akankah Aljazair bergabung dengan daftar tim yang mampu mempertahankan supremasi babak penyisihan grup? Atau bisakah Senegal meniru apa yang berhasil dicapai Kongo 51 tahun yang lalu? Pelatih Aljazair, Djamel Belmadi, mengatakan timnya siap dan fokus untuk melakoni partai final. Ia ingin memenangkan pertandingan itu untuk membuat rakyat Aljazair bahagia.

“Kami akan mempersiapkan pertandingan itu seperti yang kami lakukan untuk pertandingan sebelumnya. Kami fokus dan saya mengandalkan motivasi dan antusiasme para pemain saya. Kami sedang mempersiapkan dalam kondisi terbaik dan kami memainkan pertandingan ini hanya untuk menang,” ungkapnya dilansir dari cafonline, Kamis (18/7/2019).

Ia menilai laga di penyisihan grup berbeda dengan laga final. Kedua tim berada pada level psikologis lain. “Kami bermain melawan tim peringkat terbaik Afrika, dan mereka bermain di Piala Dunia sebelumnya, jadi kami bisa kalah, mereka adalah favorit,” kata dia.

Sementara itu, Pelatih Senegal, Aliou Cisse, mengatakan target mereka memang masuk final dan meraih juara. Ia mengakui laga itu tak akan mudah. Tetapi timnya akan berusaha melakukan yang terbaik.

“17 tahun adalah waktu yang sangat lama sejak kami terakhir di final, sebagian besar pemain saya masih sangat muda saat itu. Kami banyak menderita sejak saat itu dan generasi ini sekarang ingin mencapai lebih banyak. Permainan ini akan menjadi sulit tetapi kami ingin membuat orang-orang kami bahagia,” terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya