SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Final Copa America 2015 antara Chile vs Argentina bisa jadi akan menjadi peredam konflik politik.

Solopos.com, SANTIAGO— Chile dan Argentina tak mau konflik politik kedua negara di masa lalu membayangi partai final Copa America 2015 di Estadio Nacional Julio Martinez Pradanos, Santiago, Chile, Minggu (5/7/2015) dini hari WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejarah menunjukkan Chile dan Argentina pernah terlibat kisruh perseteruan politik dengan dilatarbelakangi perebutan teritorial dan sengketa diplomatik. Dua negara bertetangga itu memperebutkan daerah Picton, Lennox, dan Nueva atau yang populer dengan sebutan kasus Terusan Beagle. Konflik itu menyebabkan pertengkaran kedua negara sejak 1977-1985.

Namun, dua kubu tak ingin bayang-bayang konflik politik tersebut menodai partai puncak di Santiago nanti. Sebagai tuan ruman, Chile berambisi meraih gelar Copa America pertama mereka dalam sejarah turnamen yang mulai digeber 99 tahun silam ini. Sementara Lionel Messi dkk. berhasrat memberi trofi pertama bagi Argentina di turnamen besar sejak 22 tahun silam!

“Saya harap orang-orang bisa memahami sepak bola adalah olahraga, bukan perang. Masa lalu adalah masa lalu. Kami tidak ingin menempatkan olahraga di tengah politik. Chile dan Argentina adalah negara saudara, kami harus menunjukkan respek besar,” jelas gelandang bertahan Argentina, Javier Mascherano, seperti dilansir Yahoosports, Kamis (2/7/2015).

Mascherano berharap justru babak final di Santiago nanti akan menjadi pesan damai bagi kedua negara. “Jika kami tunduk pada agresi dan kekerasan, kami akan kehilangan pesan penghormatan. Olahraga berusaha untuk menyehatkan dan mendapatkan fun, bukan sebuah peperangan,” sambung bintang Barcelona itu.

Setali tiga uang, dua pemain Chile, Eugenio Mena dan Jose Rojas, tak ingin partai puncak di Santiago dicampuradukkan dengan masalah politik. “Semua orang akan menyaksikan final ini, jadi sangat penting bagi kedua tim untuk menunjukkan respek,” jelas
Mena.

“Ini [final] adalah sebuah pesta [olahraga]. Banyak anak-anak yang akan menyaksikannya, jadi harus memberi pelajaran dan menjunjung respek,” sambung Rojas, seperti dilansir Marca.

Argentina memastikan lolos ke Santiago setelah dengan gagah berani melumat Paraguay 6-1 di semifinal. Sementara Chile memastikan tiket babak pamungkas setelah menundukkan 10 pemain Peru dengan skor 2-1. La Roja, sebutan Chile, disebut-sebut diuntungkan karena status mereka sebagai tuan rumah, dengan ditandai pemberian sejumlah kartu merah bagi pemain dari tim yang mereka lawan. Benarkah Chile tidak transparan?

“Terkadang hal-hal negatif justru lebih bergema dari pada hal-hal positif. Chile sebagai organisasi dan tim sangat bertanggung jawab merespon itu secara penuh,”  Sambung Rojas.

La Albiceleste, julukan Argentina, diunggulkan memenangi peperangan di Santiago. Messi yang menjadi kapten tim, tak hanya terdorong untuk menambah gol. Sang mega bintang yang dinobatkan sebagai man of the match selama empat kali dalam lima pertandingan Argentina di Copa America itu berhasrat memburu trofi perdananya bersama tim senior La Albiceleste.

Meski demikian, Chile yang juga dipenuhi para pemain bertabur bintang tak gentar menghadapi mereka. “Kami tidak takut, kami akan melakukan apa yang selama ini kami lakukan. Kami akan turun dan bermain sebagai tim yang sejajar bagi siapa pun. Kami ingin memenangi Copa America,” urai Rojas. (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

Bendera kedua negara yang akan berlaga di final Copa America. Ist/dok

Bendera kedua negara yang akan berlaga di final Copa America. Ist/dok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya