SOLOPOS.COM - Joko Anwar memamerkan lonceng Pengabdi Setan kepada Raditya Dika (Youtube)

Lonceng yang dipakai sebagai properti di film terbaru Pengabdi Setan berusia 127 tahun.

Solopos.com, SOLO – Lonceng merupakan benda penting dalam film horor terbaru, Pengabdi Setan. Lonceng itu dipakai oleh tokoh ibu yang sakit. Si ibu biasa membunyikan lonceng ini untuk memanggil anggota keluarga saat butuh bantuan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menariknya, lonceng yang dipakai sebagai properti merupakan barang antik. Sang sutradara film, Joko Anwar, mengatakan usia lonceng itu sudah lebih dari satu abad yakni 127 tahun. Lonceng yang gagangnya berbentuk wayang itu merupakan hadiah dari kawan Joko Anwar sekitar 15 tahun lalu.

“Ini lonceng umurnya panjang banget. Dari tahun 1890. Dikasih orang sekitar 15 tahun lalu,” ungkap Joko Anwar lewat vlog Raditya Dika yang diunggah, Kamis (14/9/2017).

Seperti diketahui, kiprah Joko Anwar di industri perfilman Tanah Air memang sudah tak diragukan lagi. Pria kelahiran Medan, Sumatra Utara, 3 Januari 1976 ini merupakan sutradara, penulis skenario, sekaligus produser yang telah menelurkan beberapa film hits, seperti Janji Joni.

Joko Anwar kembali menjajal kemampuannya sebagai sutradara lewat film horor terbaru, Pengabdi Setan. Film yang dirilis 28 September 2017 ini didaur ulang dari karya Sisworo Gautama yang dirilis tahun 1982. Ia memiliki alasan kuat yang membuatnya terobsesi mendaur ulang film tersebut.

“Ini film [Pengabdi Setan] yang bikin gue kepengin menjadi film maker. Waktu gue kecil nonton film ini paling terasa keasyikannya. Jadi, gue pengin bikin reboot-nya Pengabdi Setan untuk ngasih keasyikannya gue saat itu ke penonton,” papar Joko Anwar lewat vlog Raditya Dika yang diunggah, Kamis (14/9/2017).

Meski merupakan hasil daur ulang, Joko Anwar menyisipkan hal-hal baru untuk memberi kesan segar pada film tersebut. Namun, ia tetap mempetahankan latar 1980-an di film horor favoritnya itu.

“Jadi, ini kan filmnya tentang keluarga yang ibunya meninggal. Tiba-tiba ibunya datang lagi enggak tahu kenapa. Cerita di film baru gue ini mirip, ibunya sakit terus meninggal, tiba-tiba datang lagi. Awalnya keluarga ini mengira si ibu mau menghantui. Padahal, si ibu mau menjemput mereka,” terang dia.

Meski cukup sulit, Joko Anwar hanya memerlukan waktu selama 18 hari untuk melakukan pengambilan gambar film tersebut. Proses shooting paling banyak dilakukan di sebuah vila yang berada di Pangelangan, Bandung, Jawa Barat. Selebihnya, shooting dilakukan di Jakarta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya