SOLOPOS.COM - Kru film Nagabonar Reborn saat jumpa pers di Solo Grand Mall, Sabtu (23/11/2019). (Solopos/Mahardini Nur Afifah)

Solopos.com, SOLO – Menyajikan tafsir ulang kisah Nagabonar karangan Asrul Sani di hadapan penonton film masa kini bukan perkara mudah bagi tim produksi Nagabonar Reborn. Terlebih beban moral film lamanya Nagabonar (1987) merupakan karya laris dan sempat jadi tontonan wajib perayaan Kemerdekaan dan Hari Pahlawan era 1990-an.

Film terbaru garapan sutradar Dedi Setiadi dan diproduseri Gusti Randa ini pun dibuat lebih dekat ke kalangan anak muda. Fokus penggarapan cerita tidak cuma berkutat pada nasionalisme. Namun juga pada aspek hiburan dengan komedi romantis berlatar masa perjuangan kemerdekaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nagabonar Reborn lebih komplit. Jangan di-bayangin kayak film-film perjuangan. Ini ada komedi dan romantismenya juga,” terang Dedi Setiadi, Sutradara Nagabonar Reborn, saat berbincang dengan wartawan seusai nonton bareng di acara promosi filmnya di Solo Grand Mall, Sabtu (23/11/2019) sore.

Dedi Setiadi mengatakan, film terbaru Nagabonar Reborn juga menyasar karakter utama yang diperankan Gading Marten. Aktor peraih Piala Citra di ajang Festival Film Indonesia 2018 tersebut dipandang berhasil memerankan tokoh Sang Jenderal ke luar dari bayang karakter lamanya Dedy Mizwar.

Berbeda dari film lamanya yang menitikberatkan karakter utamanya saat berjuang; tokoh utamanya kini digambarkan lebih utuh mulai dari lahir, kanak-kanak, sampai tumbuh dewasa.

“Manusia punya sifat dinamis. Tergantung kondisi dan yang disukai zamannya. Nagabonar di sini digambarkan jujur, lugu, nasionalis, tapi juga sangat menghormati perempuan. Enggak cuma jago ngegombal kayak anak muda zaman sekarang. Kita sekarang butuh anak muda mencintai bangsanya,” katanya.

Selain itu, sejumlah pemain muda yang terlibat juga memberikan nuansa baru di film Indonesia tersebut. Seperti pengalaman pemeran Lukman, Rifky Alhabsyi. Dia diberikan kebebasan untuk berdialog dalam bahasa Batak yang lebih luwes sesuai karakternya.

Produser Nagabonar Reborn, Gusti Randa, menambahkan penggarapan film di bawah bendera rumah produksi Gempita Tjipta Perkasa (GTP) ini bertujuan memberikan hiburan alternatif pada masyarakat. “Film Indonesia enggak melulu gelap-gelapan dan nakut-nakutin,” jelas dia.

Terkait respons penonton setelah dua hari penayangan sejak Kamis (21/11/2019) lalu, Gusti Randa menyampaikan tanggapan publik pada daur ulang Nagabonar positif.

“Saya belum dapat data yang utuh. Tapi dari laporan baru, kami dapat angka layar yang sebelumnya 73 jadi 87 layar. Saya kira trennya meningkat,” beber dia.

Nagabonar Reborn mengisahkan perjuangan Nagabonar (Gading Marten) yang mengangkat dirinya sebagai komandan laskar yang berjuang melawan penjajah yang ingin menguasai Tanah Batak. Di tengah usahanya, dia jatuh hati pada sosok Kirana (Citra Kirana), anak dokter yang berpihak pada Belanda.

Film terbaru berdurasi 109 menit ini turut melibatkan Elly Sugigi, Delano Daniel, Rifky Alhabsyi, Rita Matumona, Roby Tremonti, Fermana Manaloe, serta Ketua DPR Puan Maharani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya