SOLOPOS.COM - Adipati Dolken (kanan) di film Jenderal Soedirman (Istimewa)

Film baru Adipati Dolken berjudul Jenderal Soedirman sudah ditayangkan di bioskop Tanah Air.

Solopos.com, SOLO – Aktor Indonesia, Adipati Dolken akan menyapa penggemarnya lewat acara meet and greet dan nonton bareng film baru Jenderal Soedirman di Atrium Hartono Mall, Selasa (1/9/2015) pukul 18.00 WIB. Adipati Dolken akan datang bersama dengan sang sutradara, Viva Westi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam rilis yang diterima Solopos.com, Senin (31/8/2015), film Jenderal Soedirman merupakan rangkaian film bertema sejarah yang termasuk dalam rangkaian peringatan HUT ke-70 RI. Adipati Dolken didaulat menjadi pemeran utama yakni Jenderal Soedirman dalam film tersebut.

Film berdurasi 126 menit itu diawali dengan pemungutan suara pemilihan panglima besar yang akan memimpin Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Indonesia. Dari beberapa kandidat, Jenderal Soedirman (Adipati Dolken) terpilih menjadi pimpinannya.

Tak beberapa lama setelah ia terpilih menjadi panglima besar, Jogja yang saat itu menjadi Ibukota Republik diserang oleh Belanda. Saat itu, pada 19 Desember 1948, Jenderal Simons Spoor yang merupakan Panglima Tentara Belanda datang ke Indonesia untuk memimpin Agresi Militer ke II.

Jenderal Soedirman yang saat itu sakit paru-paru, tetap ingin berjuang untuk kemerdekaan Indonesia meskipun Soekarno (Baim Wong) dan Mohammad Hatta (Nugie) melarangnya. Namun, tekat Soedirman untuk berperang sudah bulat karena sebagai tentara tidak ingin tinggal diam. Akhirnya, ia bersama 13 anak buahnya, salah satunya Nolly (Ibnu Jamil) bergerilya di hutan pesisir selatan.

Ia menempuh perjalanan dari Jogja menuju Wonogiri, Pacitan, lalu Kediri dengan berjalan kaki. Di dalam gerilya itu, Soedirman membentuk kantong-kantong perlawanan terhadap Belanda untuk menunjukkan eksistensi tentara Indonesia. Meskipun pemerintahan di Jogja tumbang karena Soekarno-Hatta ditangkap Belanda dan diasingkan ke Pulau Bangka.

Namun, kondisi Soedirman yang makin parah membuatnya harus ditandu agar tidak kelelahan. Ia juga mengenakan ikat kepala batik dan jas panjang berwarna cokelat, lengkap dengan tongkatnya untuk membantu berjalan dan keris yang selalu dibawanya. Di dalam perjalanan selama tujuh bulan gerilya itulah, inti dari film ini. Mulai dari suasana tegang hingga bumbu komedi mewarnai adegan demi adegan dalam perjalanan tersebut.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya