SOLOPOS.COM - Dua pemeran film Soekarno: Indonesia Merdeka, Ario Bayu (pemeran Soekarno), Tanta Ginting (pemeran Sjahrir), serta produser Amrik Punjabi tampil dalam Meet and Greet di Platinum Cineplex Hartono Lifestyle Mall, Solo Baru, Sukoharjo, Rabu (11/12/2013). Acara tersebut digelar dalam rangka pemutaran perdana film Soekarno : Indonesia Merdeka. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Film besutan Hanung Bramantyo, Soekarno: Indonesia Merdeka! tayang di sejumlah bioskop di Indonesia mulai Rabu (11/12/2013). Dari sejumlah pujian yang mengalir pada film berbiaya Rp25 miliar ini, perjalanan di balik layar film ini rupanya tidak berjalan mulus.

Pemeran dan produser film ini membagikan kisah di balik dapur produksi mereka di Platinum Cineplex, Hartono Lifestyle Mall, Solo Baru, Sukoharjo, Rabu (11/12/2013) petang. Ternyata biaya produksi film itu membengkak dua kali lipat dari budjet semula.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain dihadapkan pada perkara hukum atas tuntutan pihak Rachmawati Soekarnoputri yang belum rampung, film ini juga dihadapkan pada kendala dana produksi yang membengkak dua kali lipat. Sutradara Hanung Bramantyo di sejumlah media massa sebelumnya menyebut anggaran penggarapan film ini hanya mengalami kenaikan 10%-15% dari rencana awal senilai Rp12 miliar.

Nyatanya, produser film Soekarno: Indonesia Merdeka! Amrit Punjabi meralat pernyataan tersebut. Ditemui wartawan selepas Meet and Greet Premier Soekarno: Indonesia Merdeka!, putra kedua Raam Punjabi ini mengungkapkan penggarapan filmnya membengkak dua kali lipat.

“Awalnya kami memperkirakan film ini Rp12 miliar-Rp13 miliar. Tapi ternyata setelah masuk tahap shooting ternyata untuk set artistik sendiri sudah makan budget banyak banget. Selain itu kami juga menggunakan 30 orang aktor dari Jepang dan Belanda untuk beberapa tokoh, menggunakan effect specializer dari film Black Hawk Down, dan menggarap musik latar di Moskow [Rusia] selama delapan hari,” beber Amrit.

Meskipun sempat dibuat gamang untuk kelanjutan produksi filmnya yang baru setengah jalan, Amrit mengungkapkan rumah produksi MVP akhirnya mantap melanjutkan film biopic Soekarno ini. “Kami sadar ini film sejarah. Karena ini Bapak Bangsa kita, mau diapain lagi. Enggak mungkin menggarap setengah-setengah. Akhirnya kami membuat film enggak untuk kepuasan sendiri, tapi untuk keluarganya dan masyarakat Indonesia juga,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya