Solopos.com, SOLO–Fakultas Hukum (FH) UNS Solo dan Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar lomba pidato konstitusi antar Kepala Desa dan Lurah se Soloraya yang digelar di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram, Sabtu (18/6/2022). Tahap final diikuti 10 finalis.
Sebelumnya, sebanyak 405 peserta yang merupakan lurah dan kepala desa se-Soloraya bersaing pada babak penyisihan.
Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran
Peserta disaring menjadi 75 orang yang kemudian lolos ke semifinal. Pada tahap final, didapatkan 10 finalis yang berorasi secara langsung dihadapan para tamu undangan yang hadir.
Putaran final ini dihadiri oleh Ketua MK, Anwar Usman; Hakim Konstitusi, Arif Hidayat; Sekretaris Jenderal (Sekjen) MK, M. Guntur Hamzah,; Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa; Rektor UNS, Jamal Wiwoho; Dekan FH UNS, I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani; serta Bupati di Soloraya.
Anwar Usman menekankan peran kepala desa dan lurah adalah sebagai ujung tombak dalam pemahaman sekaligus pengamalan pancasila dan konstitusi.
Melalui perlombaan ini, Ketua MK meyakini para peserta memiliki semangat lebih dalam menyosialisasikan kedua hal tersebut.
Baca Juga: UNS Bakal Bangun Kampus di Magetan, untuk Perkuat Industri Kulit?
Anwar menjelaskan bahwa lomba ini bertujuan menjembatani, mewadahi, memahami, dan mendiseminasi konstitusi di tingkat desa atau kelurahan.
“MK berharap kegiatan semacam ini mampu menjadi stimulasi bagi tumbuh dan berkembangnya nilai pancasila dan konstitusi di tengah kehidupan bermasyarakat,” tutur Anwar Usman.
Rektor UNS, Jamal Wiwoho menyampaikan rasa senang dan bangganya kepada FH UNS dan MK yang kembali sukses menggelar kompetisi tahunan tersebut.
Menurut Jamal, ini membuktikan bahwa UNS layak menjadi motor penggerak masyarakat.
UNS terbukti mampu mengambil peran dalam menyosialisasikan dan memasyarakatkan nilai serta norma konstitusi bernegara.
Penyelenggaraan lomba pidato ini dinilai Jamal sebagai cara yang efektif, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan kecerdasan hukum dan konstitusi yang telah dilakukan oleh FH UNS dan MK.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Pidato Di UNS Solo, Mahasiswa Singgung Konflik Wadas
Hal ini karena kepala desa dan lurah merupakan pemimpin yang langsung bersentuhan dengan masalah kemasyarakatan.
“Karena lurah dan kepala desa adalah pemimpin masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masalah-masalah kemasyarakatan, mereka perlu dibekali kemampuan untuk memahami dan menyosialisasikan nilai-nilai konstitusi bagi desa dan kelurahannya,” jelas Jamal.
Sementara itu, Teguh Prakosa yang mewakili Wali Kota Solo menyampaikan bahwa pengembangan kesadaran konstitusi menghadapi tantangan.
Persoalan ini muncul dari kompleksnya kondisi kehidupan dan sosial di masyarakat.
Dengan adanya kompetisi ini, Teguh berharap, seluruh kepala desa dan lurah dapat memahami konstitusi dengan baik.
Baca Juga: Siswa SMK Asal Karanganyar Ramai-Ramai Datangi RS UNS Solo
Tidak hanya teori, tetapi juga yang terpenting adalah mengimplementasikan.
“Saya berharap lomba ini dapat menjadi wadah untuk membangun budaya yang sadar berkonstitusi dan memberikan sumbangan positif dalam menjaga agar nilai-nilai konstitusi dapat tetap hidup dalam semua aspek kehidupan yang ada,” jelas Teguh.
Pada acara inti, 10 finalis menyampaikan orasinya masing-masing selama 10 menit. Mereka adalah Agus Wahyu Purnomo Anwar selaku Lurah Laweyan, Solo; Jalu Setio Bintoro selaku Lurah Popongan, Karanganyar; Martantyo Didik Purnomo selaku Kepala Desa Tawangsari, Karanganyar; Riyadi selaku Lurah Blumbang, Karanganyar; Rusminto Tjiptaning Fajar selaku Kepala Desa Pugeran, Klaten; Slamet Setyo Budi selaku Kepala Desa Borongan, Klaten; Suparmanto selaku Kepala Desa Slogoretno, Wonogiri; Sugeng Sarwono selaku Lurah Gandekan, Solo; Sutrisno selaku Lurah Kepatihan Wetan, Solo, serta Titik Winarni selaku Kepala Desa Jaten, Boyolali.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
