SOLOPOS.COM - Joko Anwar (kanan) bersama pemain Pengabdi Setan di ruang redaksi Solopos, Jumat (29/9/2017). (Astrid W/JIBI/Solopos)

Joko Anwar mengomentari Pengabdi Setan yang masuk 13 kategori FFI 2017.

Solopos.com, SOLO – Sutradara Joko Anwar memberikan komentar terkait kesuksesan film Pengabdi Setan. Selama 14 hari tayang di bioskop film tersebut telah ditonton 2,1 juta orang. Jumlah tersebut diperkirakan terus meningkat mengingat hingga saat ini bioskop masih memutar film tersebut.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Joko Anwar menilai Cinema 21 sangat profesional dalam mendukung film nasional. Manajemen bioskop menjalankan sistem dengan sangat adil dan memposisikan semua film, baik impor maupun nasional, pada kedudukan yang sama.

Dalam hal ini, jika ada film yang memang diminati penonton, maka pihak bioskop akan memberi kesempatan lebih banyak. Sebaliknya, jika film tersebut tidak diminati, maka pihak bioskop tidak segan-segan menurunkan film tersebut.

“Bahkan ada film yang merupakan bagian dari pemilik bioskop dan ternyata tidak laku, mereka juga turunin. Mereka tidak memandang bulu, tidak ada penganaktirian,” kata Joko dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (11/10/2017), seperti dilansir Antara.

Menurut Joko, karena profesionalitas, maka bioskop menempatkan film sebagai komoditas. Jika penonton banyak, maka bioskop menyediakan layar lebih banyak. “Kalau bioskop tidak memberi kesempatan kepada film nasional yang laku, mustahil ada film yang ditonton hingga satu juta orang. Bahkan, ada pula bioskop yang memiliki 4-5 layar dan seluruhnya menayangkan film Indonesia,” lanjutnya.

Terkait keberhasilan Pengabdi Setan merebut 13 nominasi pada Festival Film Indonesia (FFI) 2017, Joko mengaku bersyukur. Menurutnya, hal itu merupakan bentuk apresiasi terhadap film tersebut, dalam upaya mengangkat harkat film horor Indonesia. Dan itu, lanjutnya, sesuai dengan tujuan pembuatan Pengabdi Setan, yang memang untuk mengangkat harkat film horor Indonesia. Pasalnya, selama ini film horor diposisikan seperti kelas dua karena memang dibuat asal jadi dan tidak mementingkan kualitas.

“Padahal jika dibuat dengan serius dan mementingkan kualitas, genre film horor bisa menjadi penggerak roda ekonomi,” kata Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya