SOLOPOS.COM - Pengrajin mengajari anaknya mewarnai topeng kayu Galeri Panji, Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo, Rabu (3/7/2013). Kerajinan topeng kayu tersebut banyak menerima pementasan untuk pertunjukan tari topeng serta hiasan dekorasi rumah, yang dijual dengan harga Rp 150.000 hingga Rp 1.00.000 per buahnya tergantung tingkat kerumitan, ukuran dan jenis kayu yang digunakan.

Pengrajin mengajari anaknya mewarnai topeng kayu Galeri Panji, Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo, Rabu (3/7/2013). Kerajinan topeng kayu tersebut banyak menerima pementasan untuk pertunjukan tari topeng serta hiasan dekorasi rumah, yang dijual dengan harga Rp 150.000 hingga Rp 1.00.000 per buahnya tergantung tingkat kerumitan, ukuran dan jenis kayu yang digunakan.

Pengrajin mengajari anaknya mewarnai topeng kayu Galeri Panji, Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo, Rabu (3/7/2013). Kerajinan topeng kayu tersebut banyak menerima pementasan untuk pertunjukan tari topeng serta hiasan dekorasi rumah, yang dijual dengan harga Rp 150.000 hingga Rp 1.00.000 per buahnya tergantung tingkat kerumitan, ukuran dan jenis kayu yang digunakan.

Solopos.com, SOLO — Topeng sebagai sarana eskpresi berkesenian paling tua menandai ragam kebudayaan di setiap peradaban. Keragaman topeng di Indonesia sendiri bisa dijumpai di setiap sudut Nusantara. Sayangnya, keindahan karya seni tinggi yang hadir sejak zaman primordial ini belum banyak diapresiasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gelaran festival topeng yang sempat dihelat di beberapa kota di Indonesia hanya menjadi gebyaran sesaat yang kemudian meredup seiring hadirnya gelaran lain.

Hal inilah yang kemudian mendorong Solo International Performing Arts (SIPA) Community untuk menyelenggarakan festival topeng internasional di Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

Festival bertajuk Solo International Mask Dance Festival (Simdaf) ini rencananya digelar pada Juli 2014 mendatang.

Ide pembuatan festival ini lahir setelah SIPA Community menghadiri undangan lawatan dari delegasi kesenian asal Korea Selatan untuk studi banding festival Andong Mask Dance Festival 2013 awal Oktober lalu.

Kepada wartawan di Kantor Sekretariat SIPA Community, Ketua SIPA Community, Irawati Kusumorasri membagikan cerita seputar Festival yang diselenggarakan International Mask Arts and Culture Organization (IMACO) dan Andong Festival Tourism Foundation (AFTF)

“Festival yang digelar di Kota Andong, Korea Selatan ini digelar selama 10 hari setiap dua tahun sekali. Festival ini mengundang negara yang punya tradisi topeng. Penyelenggaraannya sudah terjadwal setiap akhir September-awal Oktober. Mereka mengadakannya di kompleks Taman Budaya setempat. Panggung gelarannya mirip dengan SIPA,” terang Ira, Kamis (16/10/2013).

Selepas mengamati dan menjadi salah satu penampil dalam gelaran budaya Korea Selatan tersebut, Ira mengatakan pihaknya mendapatkan tawaran dukungan kerja sama untuk menyelenggarakan festival sejenis di Solo.

“Festival topeng pernah beberapa kali digelar Pemda, tapi tidak berkesinambungan. Dengan dukungan dari IMACO dan AFTF ini, kami akan menjalankan Simdaf di Solo,” jelasnya.

Ira membeberkan Simdaf rencananya bakal digelar selama tiga hari dengan menampilkan gelaran kesenian yang mengesksplorasi topeng. Rangkaian kegiatan ini nantinya bakal diawali dengan pre-event lomba membuat topeng yang rencananya melibatkan 10.000 pelajar di Kota Bengawan.

“Pementasannya selama tiga hari. Ada enam delegasi dari negara tetangga di Asia dan enam delegasi lokal. Konsepnya juga panggung terbuka dan ada karnavalnya. Ini akan menjadi euforia topeng bersama. Hasil perlombaan 10.000 topeng ini nantinya juga akan menjadi elemen pendukung artistik yang menarik di panggung gelaran utama,” bebernya.

Selain menggelar Simdaf, Ira mengutarakan pihaknya juga mendapatkan dukungan dari IMACO dan AFTF untuk mengawali penyusunan ensiklopedia topeng nusantara.

“Hasil kesepakatan dari pertemuan kami di Korea Selatan tempo hari juga membahas penyusunan ensiklopedia topeng nusantara,” ujar Ira.

Menurut Ira, penyusunan ini akan segera diawali dengan membuat pemetaan dari pembuat topeng di sekitar Solo. “Ini proyek jangka panjang. Tapi harus segera diawali. Mulai dari langkah kecil di Solo, lalu Soloraya, Jogja, sampai seluruh pulau Jawa. Ke depan seluruh Nusantara,” jelasnya.

Ira berharap kerja sama kebudayaan SIPA Community bersama pemangku kepentingan di bidang kebudayaan Korea Selatan ini mendapatkan dukungan dari Pemkot Solo dan masyarakat sekitar. Melalui gerilya kebudayaan ke sejumlah daerah, pihaknya juga berharap kiprah gelaran SIPA makin diakui di pentas pertunjukan internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya