SOLOPOS.COM - Ilustrasi GWO Sriwedari (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sebanyak tiga kelompok teater sekolah bermain dalam teater berbahasa jawa di Teater Arena Taman Budaya Surakarta (TBS), Sabtu (16/11/2013). Semua dialog dalam drama teater yang disajikan oleh anak-anak SMA itu menggunakan bahasa jawa.

Ketiga kelompok yang tampil di hari kedua Festival Teater Jawa 2013 itu yakni Teater Nglilir dari SMAN 1 Karanganyar yang berjudul STUP oleh Bambang Widoyo SP, Teater Negara dari SMKN 1 Sayung, Demak yang membawakan judul Lara Kuwi Larang oleh Giwing Purba dan Teater 9 dari SMKN 9 Surakarta dengan judul Sepasang Netra Kang Indah oleh Kridjomulyo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Teater Nglilir antara lain berkisah tentang seorang pejabat di suatu kota yang tamak dan memiliki sifat keji. Ternyata sifat tersebut bukan hanya berpengaruh terhadap dirinya sendiri, melainkan juga berpengaruh terhadap kondisi keluarganya.

Pejabat berperut gendut itu antara lain di rumah menghamili pembantunya sendiri bernama Klenyem. Kekasih Klenyem yang tak lain adalah seorang tukang jual koran tak terima dengan nasib nahas yang menimpa Klenyem.

Ia lalu membuat perhitungan dengan juragan kekasihnya itu. Ia tidak terima bila kekasihnya itu dihamili. Karena itu, dia mengancam kepada pejabat itu bahwa aibnya akan disebarkan melalui pemberitaan di koran bila dia tidak bisa membayar uang senilai Rp200 juta.

Pejabat itu pun kaget karena dia sama sekali tidak mengetahui atas tindakannya yang dulu tidak senonoh, ternyata berbuah aib bagi dirinya sendiri. Bukan hanya itu, putra dari si pejabat bernama Prajoso rupanya juga melakukan hal yang sama dengan ayahnya. Malah perbuatan Prasojo lebih parah lagi, yakni menghamili istri orang.

Tak dinyana, si pejabat pun meninggal dunia karena tidak kuat menahan beban hidup dari perbuatan nista yang dulu pernah diperbuatnya. Selain itu, keluarganya juga jadi berantakan. Prajoso pergi entah ke mana, istrinya pun juga meninggal dunia lantaran terserang sakit jantung.

“Kami ingin menyampaikan bahwa orang yang menanam, pasti menuai. Orang yang berbuat jahat, pasti kelak juga akan mendapatkan balasannya,” ujar sutradara STUP, Bambang Widoyo.

Para pemain teater yang kadang membuat joke-joke dialog berbahasa jawa pun disambut tawa oleh ratusan penonton yang hadir di Teater Arena. Saking antusiasnya para hadirin, ruangan teater un penuh sesak.

Selanjutnya pada Minggu (17/11) malam akan tampil kelompok Teater Ganas dari SMAN 1 Ungaran, Teater Prodho dari SMA Batik 1 Surakarta dan Teater Simpai dari SMP Pesona Astra PT GSPP Kalimantan Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya