SOLOPOS.COM - Petugas kebersihan mengumpulkan sampah pasca penyelenggaraan Festival Payung Indonesia #3 di Taman Balekambang, Solo, Senin (26/9/2016). Selama tiga hari penyelenggaraan festival tersebut sampah di Taman Balekambang hampir mencapai 1 ton. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Festival Payung Indonesia yang digelar di Balekambang menyisakan masalah sampah.

Solopos.com, SOLO —Penyelenggaraan Festival Payung Indonesia 2016 di Taman Balekambang mulai Jumat-Minggu (23-25/9) menyisakan sampah sebanyak hampir satu ton.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sampah yang dikumpulkan lewat program Zero Waste (nol sampah) oleh 30 sukarelawan Komunitas Kreasi Sampah Ekonomi Kota (Kresek) Solo bersama 13 petugas kebersihan Taman Balekambang ini didominasi bungkus makanan dan minuman pengunjung festival setempat.

Data yang dihimpun Solopos.com dari Komunitas Kresek Solo, Jumat (23/9/2016) lalu, volume sampah pengunjung Festival Payung Indonesia 2016 tercatat sebanyak 289,4 kg. Pada hari kedua penyelenggaraan festival, volume sampah naik menjadi 463,7 kg. Hari terakhir penyelenggaraan festival dari pagi hingga siang hari, sampah yang terkumpul tercatat 205,5 kg. [Festival Payung Indonesia Bikin Macet, Sebagian Batal Nonton]

Pegiat Komunitas Kreasi Sampah Ekonomi Kota (Kresek) Solo, Amalia Zulfana Rahman, mengatakan sukarelawannya dibantu petugas kebersihan ruang publik Taman Balekambang bergerak mengumpulkan sampah di seputar kompleks penyelenggaraan acara mulai pukul 07.00 WIB-24.00 WIB.

“Kami bagi menjadi empat tim kerja. Tidak ada sif. Masing-masing kelompok bergerak menyisir sampah yang ditinggalkan pengunjung di Taman Balekambang,” tutur Amalia, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (26/9/2016) siang.

Amalia menyampaikan konsep Zero Waste yang dibuat panitia baru kali pertama diterapkan untuk acara dengan pelibatan ribuan penonton. “Komunitas kami digandeng panitia untuk support zero waste acara yang melibatkan puluhan ribu penonton. Konsep ini baru kami temui di Solo. Sebelumnya hanya kegiatan parsial bukan sepanjang event,” katanya.

Disampaikan Amalia, dari 958,6 kg total sampah yang terkumpul selama 2,5 hari, pihaknya menyebut sampah yang ditinggalkan pengunjung kebanyakan berupa bungkus makanan dan minuman. “Melihat banyaknya sampah yang terkumpul, kami melihat kesadaran warga untuk tidak buang sampah sembarangan masih minim,” ujarnya.

Dia mengatakan sampah yang terkumpul 10% akan dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan bagi komunitas kreatif yang membutuhkan. Sedangkan sisanya diangkut ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA).

Meskipun gerakan pertamanya direspons positif oleh berbagai kalangan, Amalia menyebut keberpihakan petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan masih minim. “Seharusnya petugas kebersihan dari DKP mengambil sampah setiap hari, tapi ini tidak,” bebernya.

Sementara itu, Kepala UPTD Kawasan Wisata Taman Balekambang, Endang Sri Murniyati, menyampaikan pihaknya mengapresiasi langkah kecil penyelenggara dan komunitas yang mulai memperhatikan aspek lingkungan.

“Walaupun personelnya minim sekali dibandingkan jumlah penonton yang sampai puluhan ribu, tapi ini upaya bagus untuk edukasi kepada pengunjung sehingga masyarakat ke depan mau buang sampah pada tempatnya,” terangnya.

Terkait dampak penyelenggaraan acara yang melibatkan puluhan ribu pengunjung di ruang terbuka publik tersebut, Endang menyebutkan salah satunya merusak rumput di sekitar taman. “Kami dilematis kalau soal ini. Di satu sisi, kawasan ini menjadi destinasi pariwisata. Tapi di sisi lain taman menjadi rusak karena rumput yang selama ini kami pelihara mati terinjak-injak,” katanya.

Meskipun berdampak pada Taman Balekambang, dia menyebut belum akan mengeluarkan aturan pembatasan pemanfaatan ruang publik tersebut. “Kalau dilihat kapasitas, taman ini bisa muat 10.000 orang sekaligus. Kami tidak bisa membatasi. Tapi memang butuh kendala keterbatasan lahan parkir dan minimnya akses harus dicarikan solusi,” ujar dia.

Sementara itu, Ketua Penyelenggara Festival Payung Indonesia 2016, Heru Prasetya, kepada Espos Minggu siang, menyebutkan antusiasme penonton tahun ini untuk menyaksikan acaranya diperkirakan mencapai 40.000 orang. Dia menyebut program Zero Waste akan dilanjutkan untuk penyelenggaraan acara tahun depan. “Zero Waste luar biasa. Tentu akan dilanjutkan lagi,” bebernya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya