SOLOPOS.COM - Street art bagian dari Festival Mencari Hariyadi. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA- Puluhan warga Kota Jogja yang terdiri atas berbagai elemen masyarakat seperti seniman, pelajar, guru, dan aktivis, “koor” menyanyikan dua lagu berisi kritikan mencari keberadaan walikota, Haryadi Suyuti, Minggu (13/10/2013).

Paduan suara dengan tema “suara warga suara kota” yang digelar tepat di depan rumah dinas walikota, merupakan salah satu bagian dari rangkaian “Festival Seni Mencari Haryadi”.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Melalui paduan suara ini, kami ingin mengkritisi absennya negara di tengah kota. Kami menganggap bahwa negara diwakili oleh Pemerintah Kota Jogja Saat ini, banyak masalah yang belum terselesaikan, seperti kemacetan lalu lintas atau munculnya banyak hotel baru, namun wali kota tidak pernah ada,” kata ‘Art Director’ Festival Seni Mencari Haryadi, Agung Kurniawan.

Dua lagu yang dinyanyikan puluhan warga tersebut digubah dari lagu “Marilah Kemari” yang dipopulerkan penyanyi Titik Puspa, dan lagu daerah “Anak Kambing Saya”.

Agung mengatakan nyanyian tersebut juga merupakan simbol untuk mengajak Walikota Jogja agar keluar dari rumah, dan kemudian bermain bersama warga.

Dua lagu berisi kritik sosial itu, masing-masing dinyanyikan dua kali oleh warga yang berbaris rapi di depan rumah dinas.

Namun demikian, saat kegiatan tersebut berlangsung, wali kota masih berada di Amerika Serikat, karena mengikuti pelatihan di Harvard.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya