SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, BANJARNEGARA — Java Coffee Festival atau Festival Kopi Jawa hadir melengkapi pergelaran Dieng Culture Festival (DCF) X yang diselenggarakan di Lapangan Pandawa, Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng, Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat-Minggu (2-4/8/2019).

Festival yang melibatkan pelaku industri kopi dari hulu ke hilir, baik petani, pengolah kopi, barista, dan pengusaha kedai kopi dari berbagai wilayah di Pulau Jawa serta didukung Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto itu dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Banjarnegara Indarto pada hari kedua pergelaran Dieng Culture Festival X, Sabtu (3/8/2019).

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Sekda Banjarnegara Indarto mengklaim yang dimaksud sebagai kopi Jawa dalam festival itu sebagai kopi khas Banjarnegara  “Kegiatan ini ditujukan untuk mendukung, memajukan, dan mengenalkan kopi khas Banjarnegara, yaitu robusta dan arabika,” katanya saat membuka kegiatan Java Coffee Festival itu sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara.

Ditegaskannya, kegiatan tersebut juga ditujukan untuk mengajak masyarakat agar ikut serta melestarikan kopi nusantara demi meningkatkan perekonomian dan menambah daya tarik wisata. Dinyatakannya kemudian bahwa kopi di era milenial bukan hanya dinikmati kaum adam, namun juga kaum hawa. Dalam wawasannya, pada masa sebelumnya, kopi melulu diminum lelaki.

“Kopi sekarang ini tidak lagi mencitrakan hanya untuk laki-laki dan berusia dewasa karena penikmat kopi di era sekarang ini malah banyak dari generasi muda, baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan, di era industri kopi ini justru mereka menjadi tulang punggung perkembangan industri kreatif ini,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala KPw BI Purwokerto Agus Chusaini mengatakan pihaknya tertarik mengembangkan industri kopi namun dengan syarat harus dilakukan dari hulu ke hilir termasuk pemasarannya. Menurut dia, hal itu dilakukan agar petani mendapatkan hasil yang layak dalam proses pengembangan industri kopi.

“Pola seperti inilah yang selama ini kami kembangkan di Kabupaten Banjarnegara. Bantuan yang diberikan dari mulai bibit, pelatihan barista, pengelolaan pascapanen, hingga membantu pemasaran kopi,” katanya.

Terkait dengan kegiatan Java Coffee Festival, Koordinator Panitia DCF X yang juga Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Alif Faozi, mengatakan festival kopi tersebut merupakan menu baru dalam pergelaran DCF. Menurut dia, pilihan pada kopi disebabkan industri kreatif tersebut memiliki masa depan yang baik mengingat kuliner menjadi salah satu penyumbang terbesar devisa dalam dunia pariwisata.

“Kuliner membedakan dari cindera mata yang wujudnya tahan lama, sebab orang beli cendera mata untuk disimpan dalam jangka panjang. Namun di bidang kuliner transaksinya akan lebih sering, sebab dikonsumsi sehingga perputaran ekonominya lebih cepat dan dampaknya lebih terasa di masyarakat,” katanya.

Kegiatan Java Coffee Festival tersebut juga diisi dengan diskusi tentang kopi dengan menghadirkan sejumlah pembicara, salah satunya Muhammad Aga yang merupakan Juara Barista Indonesia Tahun 2018. Dalam kesempatan tersebut, Aga mengapresiasi gagasan panitia karena kegiatan festival kopi yang digelar di Dieng merupakan yang pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia sehingga diharapkan dapat kembali hadir pada pergelaran DCF tahun berikutnya.

“Biasanya festival kopi digelar di gedung-gedung, namun ini di daerah dingin dan lapangan rumput. Ini yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia,” tegasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya