SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Event tahunan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Festival Ketoprak 2013  membidik para generasi muda agar turut terlibat langsung dalam pementasan tersebut.  Pasalnya, pihak panitia yang merupakan anggota komunitas ketoprak Solo ini mengaku miris dengan pementasan ketoprak yang minim peminat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saat ini ketoprak di Solo pada titik kulminasi  keterpurukan,” ucap Ketua Panitia KRMH Sri Hadi Kusuma, saat ditemui wartawan, Selasa (5/2/2013), di Wisma Seni.

Salah satu cara yang dilakukan panitia ialah dengan membatasi usia pemain ketoprak maksimal 40 tahun. Sementara, agar menarik minat generasi muda, para penyaji dituntut untuk menampilkan sejumlah inovasi. Pementasan ketoprak yang diadakan tiga hari, Kamis-Sabtu (14-16/2/2013), di Gedung Kesenian Taman Balekambang ini diharapkan tak monoton dari sisi tampilan.

Dalam festival ketoprak yang diadakan kali keempat ini, melibatkan delapan penyaji se-Soloraya. Mereka adalah perwakilan dari Kecamatan Pasar Kliwon, Serengan, Banjarsari, Laweyan, Jebres serta tiga penyaji dari Wonogiri, Sragen dan Klaten.

Jika sebelum-sebelumnya mengangkat tema tentang Mataraman, kali ini panitia mengambil tema babad Majapahit. Seperti festival-festival pada umumnya, para penyaji bakal dinilai tiga juri yaitu seniman ketoprak senior, KRMH Kusuma Budaya, budayawan ST Wiyono serta pelaku seni Gigok Anurogo.

Kedelapan penyaji bakal memperebutkan piala bergilir walikota, penyaji terbaik, sutradara terbaik, pemeran pria dan wanita terbaik, peñata iringan terbaik serta juara favorit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya