SOLOPOS.COM - Warga mengambil jenang gratis saat Festival Jenang Solo (FJS) 2016 di kawasan Ngarsopuro, Solo, Rabu (17/2/2016). Panitia membagikan 20.000 takir jenang saat acara FJS 2016 tersebut yang digelar sebagai rangkaian HUT ke-271 Kota Solo. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Festival Jenang Solo, sebanyak 272 plus 1 takir jenang dikirab dari Stadion Sriwedari menuju Ngarsopuro.

Solopos,com, SOLOFestival Jenang Solo (FSJ) 2017 yang digelar Jumat (17/2/2017) pagi diramaikan kirab 272 plus 1 jenang dari Stadion Sriwedari menuju Ngarsopuro.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kenapa jumlahnya 272 plus 1? Ketua Dewan Pembina Yayasan Jenang Indonesia (YJI), Slamet Raharjo, menjelaskan alasannya.

“Kami menyiapkan gunungan jenang yang akan dibawa dari Stadion Sriwedari ke Ngarsopuro. Gunungan itu diisi 272 + 1 takir jenang. Kenapa ada + 1? Kami berharap bisa merayakan acara tersebut lagi di satu tahun ke depan dan berlanjut seterusnya. Kali ini kami menyiapkan puluhan ribu takir jenang yang akan dibagi dan dimakan bersama-sama. Pembagian jenang akan diikuti tim penggerak PPK tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan di Solo,” terang Slamet kepada wartawan, Kamis (16/2/2017).

FJS tahun ini merupakan penyelenggaraan kali keenam. Dengan tema Pesona Jenang Nusantara, YJI berharap ada sinergi lintas kultur di berbagai sendi kehidupan masyarakat Solo ke depan. Dia menyebut akan ada puluhan ribu jenang yang akan dibagikan kepada masyarakat pada Jumat ini.

Panitia FJS 2017 juga akan menghadirkan jenang Nusantara, antara lain dari Jambi, Padang, Lampung, Palembang, Kalimantan Barat, Banjarmasin, Lombok, Manado, Papua, Jawa Barat, Pekalongan, Grobogan, Pati, dan Timor Leste. Slamet Raharjo menerangkan FJS 2017 juga diramaikan Expo Jenang Nusantara di Omah Sinten dan sosialisasi gemar makan ikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan media jenang bahari.

Budayawan Solo yang juga anggota Dewan Penasihat YJI, K.G.P.H. Dipokusumo, menyebut makanan jenang sudah melekat pada kehidupan masyarakat Nusantara pada era kerajaan-kerajaan yang memiliki nilai ritual dan kesejahteraan. Masyarakat Indonesia terutama Jawa sering secara sosiologis disebut Homo symbolicum karena dikenal suka memberi makna dalam suatu kegiatan atau peristiwa penting dengan nama dan makna secara filosofis.

“Contohnya upacara perkawinan dengan memasang janur, termasuk sesaji berupa aneka makanan salah satunya jenang dengan nama-nama dan makna yang beda. Festival Jenang Solo 2017 mengangkat tema Pesona Jenang Nusantara sebagai wujud komitmen dari Yayasan Jenang Indonesia dalam melestarikan dan memopulerkan makanan tradisional khususnya jenang atau bubur dari seluruh Indonesia,” jelas Dipokusumo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya