SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo (tengah) memarut kelapa saat pembukaan Festival Jenang 2014 di Ngarsopurom, Solo, Sabtu (22/2/2014). Rangkaian kegiatan tersebut diawali dengan memarut kelapa massal dan lomba memasak jenang. (Ardhiansyah IK/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Festival Jenang Solo dibuka Sabtu  (22/2/2014) pagi. Lantunan gending jawa yang berasal dari tabuhan gamelan oleh belasan siswa SDN Sabrang Lor, Mojosongo, Jebres, Solo mengiringi pembukaan Festival Jenang 2014 di Ngarsopura.

Lebih dari 300 orang tumplek blek di Jl. Ngarsopura, sebelah barat Kantor Kelurahan Keprabon itu. Ratusan orang yang terdiri dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa itu menggelar aksi parut massal sebagai pembuka festival tahunan itu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Wakil Wali Kota (Wawali) Solo Achmad Purnomo, didampingi Ketua DPRD Solo Y.F. Sukasno, Putra Dalem Paku Buwono XIII KPH Dipo Kusumo, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Eny Tyasni Suzana, dan para tokoh lainnya turut menyemarakkan parut massal itu. Aksi parut massal itu digelar untuk melestarikan tradisi memarut kelapa yang mulai hilang di tengah arus modernisasi.

Aksi itu berjalan cukup singkat. Hasil parutan kelapa ratusan orang itu pun dimanfaatkan 51 kelompok perwakilan dari 51 kelurahan di Solo untuk membuat aneka jenang kreatif. Kreativitas para ibu teruji dalam momentum lomba membuat jenang itu.

Puluhan meja berukuran kecil di tata rapi memenuhi separuh Jl. Ngarsopura. Setiap kelompok berlomba mengejar waktu untuk mengolah, membuat adonan, memasak, hingga menghias jenang hasil olahan tangan mereka.

Panitia hanya memberi waktu dua jam bagi peserta. Hasil kreasi ibu-ibu itu pun dinilai langsung oleh para chef yang tergabung dalam Indonesia Chef Association (ICA).

Kreasi mereka bermacam dan idenya pun spontanitas. Ada yang membuat jenang cinta, ada yang membuat jenang gunung kelud, jenang sungsum, dan seterusnya. Seperti yang dilakukan Endang Hermanto, 49, bersama tiga orang temannya.

Para ibu perwakilan Kelurahan Mangkubumen itu harus bergegas membuat jenang sungsum kolak gedang mengingat waktu yang tersisa tinggal beberapa menit. Ide nama jenang itu cukup unik, yakni kombinasi kolak dan jenang.

“Ide ini hanya spontanitas. Kami datang ke sini dan langsung membuat, tanpa persiapan latihan segala,” ujar Endang saat ditemui Solopos.com, Sabtu siang. Kolang kaling warna merah dan pisang kepok menjadi hiasan yang menarik pada jenang milik kelompok bernomor urut delapan itu.

Warna hijau pada jenang menggunakan warna alami dari daun suji, sedangkan warna mereka kolang kaling diambilkan dari olahan buah naga.

Kelompok perwakilan Kelurahan Jagalan enggak mau kalah. Tiga orang perempuan setengah baya itu membuat jenang cinta. Sebuah jenang berwarna hijau alami yang dihiasi taburan potongan buah nangka membentuk simbol cinta.

Buah stroberry segar menjadi daya tarik dan mengundang selera siapa pun yang melihatnya. “Ide ini muncul ketika kami memiliki cetakan roti berbentuk simbol cinta. Dari situ ada gagasan membuat jenang cinta,” kata Lestari, 60, salah satu anggota tim asal Jagalan.

Hasil kreasi jenang mereka dinilai oleh tim dewan juri. Pemenangnya akan membawa pulang piala Wali Kota Solo. Semua aktivitas tersebut menjadi rangkaian awal Festival Jenang. Yayasan Jenang Indonesia masih menyajikan 17.000 takir jenang yang bakal digelar di jalan depan Rumah Sinten itu pada Minggu (23/2) ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya