SOLOPOS.COM - Kepala SMP Batik Surakarta, Ceket Palupi Suroso (kiri) menjelaskan karya dalam metode pembelajaran STEAM dalam Festival Ayo Membaca 2021 di Atrium Utama Solo Grand Mal, Selasa (16/11/2021). SMP Batik turut membuka stan di festival hingga Minggu (21/11/2021). (Chrisna Chanis Cara/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Di era teknologi informasi, beragam metode pembelajaran ditawarkan untuk menjawab tantangan zaman. Metode STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts and Maths) belakangan banyak dibicarakan sebagai model yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran abad 21.

Metode tersebut mendorong siswa memiliki kemampuan komplet, mulai keterampilan, inovasi, penguasaan informasi, media dan teknologi serta pemecahan masalah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di Kota Solo, SMP Batik Surakarta menjadi pionir penerapan kelas digital STEAM. Program unggulan tersebut telah berjalan tiga tahun dengan total empat kelas. Tahun ajaran terbaru, SMP Batik membuka dua kelas STEAM-Q untuk mewadahi antusiasme siswa yang ingin mengembangkan kemampuannya.

Baca Juga: Wah, Ada Tim Keluarga Bahagia Loh di Solo, Ini Tugasnya!

“STEAM-Q mendorong pembelajaran berpusat pada siswa. Jadi siswa tidak hanya mendengar guru menjelaskan di kelas, tapi aktif terlibat dalam proyek-proyek pembelajaran,” ujar Kepala SMP Batik Surakarta, Ceket Palupi Suroso, saat ditemui Espos di Festival Ayo Membaca 2021 di Atrium Utama Solo Grand Mall, Selasa (16/11/2021).

Merancang jembatan dengan sedotan, membuat boneka robot dari barang bekas hingga membuat rangka pesawat dari stik es krim menjadi beberapa tantangan menarik dalam STEAM.

Tantangan itu nantinya bakal disinkronkan dengan lima mata pelajaran yakni matematika, IPA, Pendidikan Agama Islam (PAI), kesenian dan prakarya. Ceket mengatakan siswa diberi keleluasaan menyelesaikan tantangan sesuai keterampilannya.

Baca Juga: Rebound Nih! Harga Emas 24 Karat di Pegadaian, Jumat 19 November 2021

“Tantangannya mungkin sederhana. Namun hal itu dapat mengasah pikiran kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi hingga penyelesaian masalah. Kemampuan ini perlu dimiliki siswa di abad 21,” ujarnya.

Selain pembelajaran berbasis proyek, STEAM di SMP Batik menekankan kemampuan penguasaan teknologi. Ceket mengatakan siswa didorong mampu melakukan coding pembelajaran dengan aplikasi Scratch yang diadopsi dari Carnegie Melon Robotics Academy (CMRA).

“Jadi kemampuan siswa bakal lengkap. Ke depan, arah SMP Batik memang ke sana [penguatan STEAM] untuk menjawab tantangan zaman,” ujar Ceket. Di samping STEAM, SMP Batik punya kelas unggulan lain yakni Tahfidz, Bahasa Inggris dan Olahraga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya