SOLOPOS.COM - Kabid SD-SMP Dinas Pendidikan Solo, Abdul Haris Alamsah (kedua dari kiri) didampingi Presiden Direktur Solopos Media Group, Arif Budisusilo (kiri) menyimak produk sekolah di salah satu stan pameran pendidikan Festival Ayo Membaca 2021 Batch 2 di Atrium Utama Solo Grand Mal, Selasa (16/11/2021). (Chrisna Canis Cara/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Era keberlimpahan informasi memungkinkan masyarakat menemukan info apapun hanya lewat ujung jari. Dengan gawai, warga dapat berselancar leluasa di dunia maya yang menawarkan beragam kabar dan berita. Masalahnya, tak semua informasi berguna dan bernilai bagi pembacanya. Ada pula “sampah” berupa disinformasi hingga hoaks yang berkelindan.

Penguatan literasi publik pun menjadi penting di era banjir informasi. Masyarakat perlu lebih cerdas memilah di tengah banyaknya informasi yang diterima. Hal itu disampaikan Presiden Direktur (Presdir) Solopos Media Group (SMG), Arif Budisusilo, dalam pembukaan Festival Ayo Membaca (FAM) 2021 Batch 2 di Atrium Utama Solo Grand Mal (SGM), Selasa (16/11/2021).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Tuna literasi bisa berdampak buruk bagi lingkungan sosial. Literasi perlu diperkuat agar masyarakat tidak menyebarkan disinformasi, apalagi hoaks,” ujar Arif dalam sambutannya.

FAM menjadi salah satu upaya SMG untuk membangun literasi publik, terutama di kalangan pendidikan. Sejumlah workshop kepenulisan hingga pameran pendidikan disajikan festival yang bakal dihelat hingga Minggu (21/11/2021) itu.

Baca Juga: Bea Cukai Surakarta Kembali Fasilitasi Barang Hibah untuk Pemkot Solo

Arif mengatakan para pendidik perlu menjadi role model masyarakat dalam menanamkan budaya literasi sedini mungkin. “Pendidik perlu menggerakkan daya nalar saat membaca. Diwaca sing tenanan [dibaca yang benar] dan sampai tuntas,” ujarnya.

Pembukaan FAM 2021 turut dihadiri Kabid SD-SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Abdul Haris Alamsah, Kabid Arsip Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Solo, Hesti Dwi Saptaningtyas, Kepala SMP Batik Solo, Ceket Palupi Suroso dan perwakilan manajemen SGM, Joko.

Disdik Solo mengamini pentingnya menumbuhkan literasi di lingkungan masyarakat. Abdul Haris Alamsah mengatakan kultur literasi perlu dibangun mulai dari lingkungan keluarga. “Kita sama-sama punya tanggungjawab membentuk generasi tangguh di masa depan. Tahun 2045, para siswa sekarang akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa,” ujar Haris.

Dia mengatakan nalar kritis perlu menjadi karakter setiap insan pembelajar dan masyarakat. “Cek dan ricek dulu semua informasi yang masuk,” pesannya.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Solo Dibantu 50 HEPA Filter dari China, Apa Fungsinya?

Siang itu FAM langsung disemarakkan pameran pendidikan dari SMP Batik Solo, Universitas Sahid Solo, Politeknik Nest Sukoharjo, Yayasan Daarul Hidayah Sukoharjo, Yayasan Lembaga Pendidikan Al Firdaus dan Gilang Ramadhan Studio Band (GRSB) Solo.

Performa tari Eko Prawiro oleh siswa SMP Batik, Aditya Dewangga Putra serta pidato bahasa Jawa oleh siswa Middle Years Program Al Firdaus, Gisella Prihananta, juga memeriahkan pembukaan festival.

Seorang pengunjung FAM, Eka Nursanti, 43, mengapresiasi kehadiran festival literasi di ruang publik seperti mal.

“Sosialisasinya bisa lebih luas. Selain itu saya cukup terbantu dengan pameran pendidikan, kebetulan saya sedang mencari informasi tempat kuliah buat anak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya