SOLOPOS.COM - Kiri ke kanan, Ketua Panitia Insurance Festival 2016 Srikandi Utami, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK RI Firdaus Djaelani, dan Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia Hendrisman Rahim saat menggelar jumpa pers Insurance Festival 2016 di Hotel Harper Jogja, Minggu (13/11/2016). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Festival Asuransi mendekatkan dan mengenalkan produk asuransi dari industri asuransi di Indonesia,
Harianjogja.com, JOGJA-Tingkat penggunaan (utility) produk asuransi di Indonesia masih rendah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat utility produk asuransi sampai saat ini baru mencapai 12% dari jumlah penduduk 250 juta di Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK RI Firdaus Djaelani mengatakan, angka 12% tersebut tidak termasuk peserta BPJS Kesehatan yang mana mekanismenya sama dengan asuransi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jika angka 12% dari total penduduk tersebut digabung dengan peserta BPJS Kesehatan, jumlah pengguna asuransi di Indonesia bisa mencapai 170 juta penduduk. Angka tersebut bisa menjadikan Indonesia sebagai negara pengguna asuransi terbesar.

Namun, kenyataannya, pengguna asuransi bukan BPJS Kesehatan atau asuransi komersial masih cukup rendah. “Penggunaan asuransi masih 12 persen di luar BPJS Kesehatan, artinya masih ada prospek 88 persen di luar BPJS Kesehatan yang masih bisa digarap,” katanya dalam jumpa pers Festival Asuransi 2016 di Hotel Harper Jogja, Minggu (13/11/2016).

Tidak hanya dari sisi penggunaannya, tingkat pengetahuan masyarakat terhadap asuransi juga masih belum maksimal. Tingkat pengetahuan asuransi tidak setinggi lembaga keuangan lainnya. Dalam catatan OJK RI, tingkat literasi nomor satu adalah perbankan, kedua adalah asuransi, dan ketiga pegadaian. Hal ini membuktikan bahwa asuransi masih belum banyak dikenal masyarakat.

OJK akan terus melakukan program sosialisasi di berbagai tempat agar masyarakat semakin melek lembaga keuangan. Harapannya hal tersebut diikuti dengan penggunaan produk lembaga keuangan yang tinggi.

Bersambung halaman 2

Di satu sisi, OJK mendorong masyarakat menggunakan produk asuransi tetapi hal tersebut menurut Firdaus juga harus dibarengi upaya baik industri asuransi dalam memberikan perlindungan pada masyarakat.

“Tujuannya agar tingkat kepercayaan masyarakat tumbuh karena dasar asuransi adalah kepercayaan. Kalau sudah mengenal maka bisa menggunakan,” katanya.

Khusus dalam rangka mendekatkan dan mengenalkan produk asuransi dari industri asuransi di Indonesia, Dewan Asuransi Indonesia didukung OJK RI menggelar kegiatan Insurance Festival 2016 di sembilan kota di Indonesia, salah satunya Jogja. Festival yang dimeriahkan dengan karnaval asuransi di sepanjang Jl. Malioboro pada Minggu (13/11/2016) siang ini sekaligus memperingati Hari Asuransi ke-11 yang sebenarnya jatuh pada 18 Oktober 2016.

Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia Hendrisman Rahim berharap melalui kegiatan ini masyarakat lebih tahu tentang asuransi, bisa ikut menggunakan produknya, ikut memperbesar industri asuransi, sehingga bisa ikut mendukung perekonomian Indonesia.

Ketua Panitia Insurance Festival 2016 Srikandi Utami mengatakan, Jogja menjadi salah satu kota yang dipilih karena Jogja dipandang sebagai kota yang unik karena banyak pekerja industri kreatif.

“Selama ini asuransi seperti dianggap untuk menengah ke atas padahal tidak, bisa untuk kalangan pekerja industri kreatif atau kalangan menengah ke bawah juga,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya