SOLOPOS.COM - Tiga wisatawan mancanegara berfoto bersama warga saat Festival Jerami Sangiran 2023 yang menampilkan 22 replika hewan purba di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Sabtu (28/10/2023). (Istimewa/Aries Rustioko)

Solopos.com, SRAGEN—Festival Jerami Purba yang digelar warga dari 22 rukun tetangga (RT) di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, berlangsung sejak Sabtu-Minggu (28-29/10/2023).

Setiap RT menampilkan replikasi binatang purba raksasa atau manusia purba yang terbuat dari jerami. Setiap replika hewan purba menghabiskan sampai dua truk jerami. Kalau 22 replika maka kebutuhan jeraminya bisa sampai 44 truk atau puluhan ton jerami.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Penjelasan itu diungkapkan Sekretaris Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen, Aries Rustioko, kepada Solopos.com, Minggu (29/10/2023) siang. Replika binatang purba itu bermacam-macam, seperti mamut atau gajah purba, rusa, buaya, kudanil, hingga kura-kura.

Selama festival itu juga ada kesenian yang menggunakan kostum manusia purba atau primitif. Festival itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Museum Sangiran Sragen.

“Pengunjung selama festival belum bisa dihitung. Selama siang hingga malam, sudah mencapai ribuan orang. Ide awalnya bagaimana caranya, kami dari warga desa membuat kegiatan yang bisa melibatkan seluruh unsur masyarakat. Akhirnya muncul ide membuat festival jerami,” jelas Aries yang juga Ketua Panitia Festival Jerami 2023 itu.

Aries menerangkan jerami yang dibutuhkan banyak, rata-rata satu replika binatang purba itu bisa menghabiskan jerami 2 truk. Pembelian jerami itu, kata dia, dilakukan warga RT dengan cara iuran sendiri-sendiri per RT.

Bahkan replika yang besar, terang dia, kebutuhan jeraminya bisa lebih dari dua truk. “Ya, jadi untuk 22 replika itu bisa menghabiskan 44 truk. Satu truk jerami itu dibeli dengan harga Rp500.000-an per truk. Kami dari Pemerintah Desa mendukung bantuan senilai Rp500.000 per RT,” jelasnya.

Aries menerangkan festival jerami ini merupakan festival kali pertama yang digelar warga Desa Krikilan. Dia mengungkapkan tema yang diusung tentang Peradaban Sangiran karena banyak ditemukan fosil berbagai macam hewan purba di Sangiran.

Dia mengatakan hewan-hewan purba itu direkonstruksi dalam wujud replika jerami. “Ada 22 RT di Krikilan. Setiap RT membuat satu objek replika hewan purba yang pernah ditemukan di Kawasan Situs Sangiran,” ujarnya.

Aries melanjutkan pengunjung bisa melihat langsung berbagai macam ornamen yang ada di samping replika itu. Setiap replika, kata dia, ada narasinya yang dibuat dalam bentuk spanduk berjenis MMT.

Pengunjung bisa mengetahui hidupnya hewan purba dengan membaca narasi tersebut. Narasi itu sebagai wujud edukasi kepada masyarakat tentang pengetahuan hewan purba yang hidup jutaan tahun silam. Bahkan ada kode batang yang bisa dipindai pengunjung yang berisi informasi tentang hewan purba.

“Festival ini digelar bertepatan dengan momentum habis panen sehingga ketersediaan jerami tercukupi. Selain itu, festival ini juga sebagai wujud syukur warga desa kepada Tuhan karena panennya bisa melimpah. Selama ini jerami-jerami itu digunakan untuk pakan ternak. Ternyata dalam festival ini jerami memiliki nilai tambah dan mampu memberdayakan masyarakat luas,” ujarnya.

Seluruh replika itu diarak di jalan sepanjang 10 km dengan melintasi jalan-jalan desa dan melewati desa-desa di sekitar Krikilan, seperti Desa Ngebung, Banaran, dan Jetis Karangpung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya