SOLOPOS.COM - Dua petani ikan keramba jaring apung (KJA) menaiki perahu menuju daratan selepas dari KJA di Waduk Gajak Mungkur Wonogiri (WGM) Wonogiri, Rabu (3/8/2022). Usaha budi daya perikanan menggunakan KJA dinilai menjadi penyumbang limbah terbesar di WGM Wonogiri. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Usaha budi daya perikanan keramba jaring apung (KJA) dinilai menjadi penyumbang limbah terbanyak di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri. Hal itu pun juga tak disangkal petani ikan di WGM.

Hal tersebut disampaikan Kepala Sub Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) III/1 Perum Jasa Tirta (PJT), Fendri Ferdian. Dalam sebuah penelitian Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang tahun 2018 menyebutkan limbah budi daya ikan KJA mendominasi di WGM.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Penelitan itu menyebutkan produksi limbah di WGM sebesar 1.222,9 ton/tahun. Sementara limbah dari usaha budi daya ikan KJA mencapai 1.202,2 ton/tahun,” kata Ferdi saat ditemui Solopos.com di kawasan wisata WGM, Rabu (27/7/2022).

Salah satu petani ikan KJA di WGM, Suryanto, membenarkan hal tersebut. Hal itu bisa dipahami lantaran jumlah petakan KJA mencapai ribuan.

Satu petak KJA bisa menampung 1.500-2.000 ekor ikan. Limbah dari usaha budi daya ikan KJA biasanya berupa feses dari ikan yang dibudi daya.

Baca Juga: Ratusan Ribu Benih Ikan Disebar di WGM Wonogiri, Ini Daftar Sebarannya

“Kalau dinalar memang benar. Bayangkan saja, sudah berpuluh-puluh tahun ada budi daya ikan. Pasti telek dari ikan-ikan menjadi penyumbang limbah di WGM,” kata Suryanto saat ditemui Solopos.com di KJA, Rabu (3/8/2022) sore.

Tetapi dia tidak setuju jika limbah budi daya KJA berupa jaring atau peralatan KJA lain yang sudah tidak digunakan. Pasalnya, para petani selalu membawa peralatan KJA yang tak lagi digunakan ke daratan.

Saat melihat ada yang mati, ikan tersebut tak mungkin dibuang begitu saja di waduk. Melainkan dijadikan pakan untuk ikan lain, seperti ikan lele dan patin.

“Kalau pun ada kematian masal ikan, seperti yang kerap terjadi saat perpindahan musim kemarau ke musim penghujan, petani akan membawa ikan-ikan itu ke daratan untuk dikubur. Enggak dibuang begitu saja ke waduk. Ya ada sih satu-dua ikan yang tercecer,” jelas petani ikan yang memiliki 30 petak KJA itu.

Baca Juga: Ikan di WGM Wonogiri Pernah Dikeruk 3 Truk Per Hari, Siapa Pelakunya?

Petani ikan lainnya, Nanang Warsito, mengatakan hal serupa. Feses ikan budi daya bisa jadi penyumbang terbesar di waduk. Hal itu bisa dilihat dari jaring apung yang digunakan sebagai budi daya. Banyak feses ikan yang menempel pada jaring apung hingga membuat jaring itu berwarna hitam.

“Ada juga sebenarnya satu dua orang yang nakal enggak mau membawa limbah peralatan KJA ke pinggir [daratan]. Tapi jumlahnya tidak banyak,” ucap dia.

Sementara itu, petani ikan KJA lain, Sutrisno, mengatakan limbah juga bisa dihasilkan dari pakan ikan meski jumlahnya tidak banyak. Dalam sehari, petani ikan paling banyak memberi pakan lima sak. Satu pakan berisi 30 kg.

“Itu kan penelitian tahun 2018. Waktu itu masih ada PT. Aquafarm yang memiliki petakan banyak sampai ratusan di tengah waduk. Dulu satu hari Aquafarm mungkin bisa menghabiskan belasan sak pakan. Sekarang PT itu sudah tidak ada. Jadi bisa saja limbah yang dihasilkan dari KJA berkurang drastis,” kata ketua kelompok petani ikan KJA Sendang Asri.

Baca Juga: Waduh! 147 Petani Ikan di WGM Wonogiri Ternyata Belum Miliki Izin Usaha

Informasi yang dihimpun Solopos.com, jumlah petani ikan saat ini 147 orang. Sementara jumlah petakan KJA mencapai lebih kurang 4.000.

Atas dasar itu, petani ikan diimbau tidak menambah petakan KJA untuk sementara waktu sembari Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan Wonogiri mengkaji hal tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya