SOLOPOS.COM - Ilustrasi operasi SAR korban Feri Sewol di Korea Selatan (JIBI/Solopos/Antara/Yonhap)

Solopos.com, SEOUL Jumlah korban jiwa akibat bencana feri tenggelam di Korea Selatan mencapai 171 orang, Kamis (24/4/2014). Operasi pencarian berjalan lamban karena tim penyelamat diadang arus kuat yang datang mendadak.

Dilansir Kantor Berita Antara, Kamis, prakiraan cuaca memperlihatkan arus gelombang di dekat Pulau Jindo, tempat feri Sewol dengan bobot 6.825 ton terbalik dan karam, Rabu (16/4/2014), menjadi lebih lamban selama empat hari mulai Senin (21/4/2014).

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Para penyelam, Rabu (23/4/2014), diketahui telah memulai penyelaman di perairan tersebut sekitar pukul 15.00 waktu setempat untuk memasuki kapal feri itu dan mencari korban, atau orang yang mungkin selamat, yang diduga terjebak di kabin penumpang di lantai tiga dan empat kapal lima-lantai tersebut.

Sebanyak 700 penyelam dari penjaga pantai, Angkatan Laut, pasukan khusus, petugas pemadam dan swasta melakukan operasi pencarian di perairan yang bergelombang dan keruh, kata panjaga pantai. Sementara di lokasi kecelakaan, proses evakuasi masih dilakukan tim SAR.

Namun, harapan untuk menemukan korban selamat makin pudar. Para penyelam yang dikerahkan ke kapal yang sudah sepenuhnya tenggelam, sama sekali tak menemukan ”kantong udara” atau ruang kosong yang tak dipenuhi air di dek ketiga dan keempat, di mana kebanyakan kabin penumpang berada serta kafetaria.

“Jasad-jasad beku yang berhasil dikeluarkan dari kapal kebanyakan berasal dari area kamar tidur,” demikian laporan Xinhua.

Sementara, aparat berwajib di Korsel terus melakukan peyelidikan atas musibah itu. Tak hanya memeriksa para awak kapal dan menetapkan 11 dari mereka sebagai tersangka, termasuk kapten Lee Joon-seok, polisi menggeledah kantor perusahaan pemilik feri Sewol, Cheonghaejin Marine Co.

Para jaksa penyelidik juga menggeledah kantor 20 organisasi usaha yang berafiliasi dengan Cheonghaejin Marine Co, termasuk rumah Yoo Byung-eun, triliuner yang keluarganya mengendalikan perusahaan tersebut.

Seperti dikutip Liputan6.com dari CNN dan Yonhap News Agency, Kamis, Yoo Byung-eun dikenal sebagai miliuner tanpa wajah karena ia jarang muncul di depan publik. Dalam situsnya, Yoo memajang fotonya yang sedang membidik kamera. Wajahnya sama sekali tak terlihat.

Pada 1987, Yoo Byung-eun adalah seorang kepala sekte. Lebih dari 30 anggota alirannya ditemukan tewas, terikat dengan mulut tersumbat di sebuah pabrik di luar kota Seoul. Polisi kala itu menyelidiki insiden tersebut sebagai pembunuhan atau bunuh diri massal. Namun, tak ada bukti yang mengarah pada Yoo. (Solopos/JIBI/Detik)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya