SOLOPOS.COM - Ilustrasi pekerja wanita. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Dampak pandemi Covid-19 memunculkan fenomena quiet quitting di dunia kerja dan di kehidupan personal, apakah itu? Pemikiran ini menyasar gen Z dan Gen Y di dunia kerja sehingga dua generasi ini menolak hustle culture.

Hustle culture sendiri merupakan sebuah tekanan untuk bekerja lebih banyak dan lebih sibuk dari orang lain, namun dianggap sebagai hal yang wajar dan biasa saja. Simak ulasannya di tips karier kali ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berikut ini fakta mengenai fenomena quiet quitting berdasarkan laman Instagram pandemictalks dan dikutip Bisnis.com pada Senin (29/8/2022).  Gagasan quiet quitting ini secara konkret berbentuk kebiasaan bekerja seperlunya, menolak lembur serta tidak adanya keinginan mengejar karir. Lagi, gagasan berhenti diam-diam ini dapat berdampak buruk pada kinerja perusahaan.

Baca Juga: Begini Perjalanan Karier Abah Lala, Pencipta Lagu Ojo Dibandingke yang Viral

Biasanya, orang yang memiliki pandangan ini berpendapat dengan masuk kerja dan bekerja sesuai job desk sudah berperan pada perusahaan. Mereka tidak perlu bekerja lebih banyak atau lebih sibuk karena dia juga menolak gagasan hidup untuk kerja.

Fenomena quiet quitting di dunia kerja timbul akibat jam kerja pada masa pandemi yang tidak teratur dan berantakan. American Psychological Association menyebutkan kelelahan dan stres para pekerja saat pandemi memuncak.

Quiet quitting bahkan disebut-sebut sebagai respons dari gagasan great resignation. Hal ini berdasarkan fenomena naiknya jumlah para pekerja yang mengundurkan diri setelah pandemi Covid-19. Sedikitnya ada 20% pekerja yang merencanakan untuk mengundurkan diri di Inggris. Mereka kemudian mencari kondisi kerja yang lebih memuaskan dan upah yang mereka anggap lebih baik.

Baca Juga: Jejak Berdarah Duren Tiga Akhiri Karier Moncer Ferdy Sambo

Penyebab munculnya fenomena quiet quitting di antaranya adalah pandemi yang banyak mengubah pemikiran banyak orang dan memunculkan perspektif hidup yang baru. Memprioritaskan kehidupan daripada karier juga salah satu hal yang dipikirkan oleh orang dengan pemikiran ini.

Kadangkala, lingkungan kerja juga berpengaruh dalam kinerja misalnya karena minimnya apresiasi di lingkungan kerja serta lingkungan kerja yang dianggap kurang “bersahabat”.  Cara mengidentifikasi apakah orang dengan quiet quitting di sekitar adalah melihat apakah ada orang yang selalu menolak untuk lembur juga selalu menolak adanya pekerjaan tambahan. Selain itu, orang dengan quiet quitting juga selalu menolak bekerja di luar jam kantor.

Baca Juga: Arti Mimpi Bertemu Artis Idola, Pertanda Apa?

Orang dengan quiet quitting biasanya tampil berperan seadanya, dan cenderung menolak berperan lebih. Lalu orang dengan quiet quitting juga bekerja lebih sedikit dan seperlunya saja. Mereka memegang teguh work life balance, sehingga waktunya seimbang antara keluarga, teman, keinginan pribadi dengan pekerjaan.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Kenali Fenomena Quiet Quitting di Dunia Kerja yang Sedang Tren, dan Dampaknya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya