SOLOPOS.COM - Fenomena ngemis online di TikTok oleh perempuan paruh baya. (tangkapan layar TikTok)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kemajuan teknologi informasi secara langsung berdampak pada munculnya kreativitas masyarakat baik dari segi positif maupun negatif. Fenomena mengemis secara online alias daring salah satu di antaranya.

Kebanyakan masyarakat merespons negatif fenomena tersebut meski sebagian lainnya menilai sebaliknya. Lantas apa pandangan sosiolog menyikapi fenomena ini?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Drajat Tri Kartono, menilai pengemis online terjadi karena pertemuan dua hal. Pertemuan pertama berasal dari perkembangan teknologi informasi  berupa sosial media. Sementara faktor lainnya adalah tingkat kedermawanan warga Indonesia.

Menurutnya perkembangan teknologi tersebut dimanfaatkan secara kreatif oleh orang-orang tertentu untuk mendapat penghasilan. Dalam hal ini orang-orang yang merelakan dirinya untuk dikasihani atau mengemis.

“Dalam sosiologi mereka diistilahkan sedang memanajemen peran atau menyeting dirinya untuk dikasihani karena telah miskin, menunjukkan kesengsaraan dan lainnya,” jelas Drajat melalui sambungan telepon, Senin (23/1/2023).

Drajat menilai peluang kreativitas kemiskinan tersebut dibantu dengan teknologi baru yang menggambarkan pengemis tidak sekedar pasrah. Mereka dianggap kreatif dengan memanfaatkan teknologi sebagai bagian dari manajemen kesan untuk mendapatkan perhatian.

Namun, kreativitas itu memberikan dampak yang luas terhadap masyarakat secara umum dan juga bangsa karena disiarkan secara online. Hal itu dapat merusak citra masyarakat Indonesia dalam kancah global.

Pada sisi lain, para pengemis tersebut memanfaatkan kecenderungan orang Indonesia yang terkenal dengan kedermawaannya. Selain berdasarkan survey, kedermawaan tersebut juga dapat dilihat dengan perolehan pendapatan pengemis online yang mencapai jutaan rupiah.

“Perkembangan kreativitas digital dan pemanfaatan kurang tepat. Mengatur ini akan sulit maka harus ada intervensi digital melalui platform dengan melaporkan bersama-sama secara masif,” terang Drajat.

Pemerintah juga harus menyelesaikan kemiskinan sebagai faktor utama munculnya “para aktor” tersebut. Dia mengatakan jika tidak ada literasi digital untuk menyadarkan, maka kreativitas ini akan muncul beranekaragam karena penawaran dan permintaan tetap ada.

Supply-nya adalah orang dermawan sementara demand-nya orang-orang yang memainkan peran kemiskinan. Ini kategori penyakit masyarakat di dunia digital sehingga pemerintah harus mulai mengembangkan strategi penanganan, pemberdayaan bahkan rehabilitasi penyakit sosial di dunia digital ini,” tegas Drajat.

Konsekuensi Masyarakat Solidaritas Tinggi

Sementara itu, Sosiolog FISIP UNS lainnya, Akhmad Romdhon menilai fenomena tersebut terjadi sebagai sebuah konsekuensi masyarakat komunal yang memiliki solidaritas tinggi.

“Paling krusial mengelola mekanisme solidaritas, prinsip dasarnya jika orang bisa membantu satu sama lain maka ruang lingkup paling mungkin adalah yang paling dekat. Sehingga bisa diverifikasi urgensinya,” jelas Romdhon.

Lebih lanjut, kata dia, jika kedermawaan tersalurkan melalui media sosial atau lainnya sebaiknya melalui instrumen organisasi yang terverifikasi. Misalnya dinas sosial yang telah mengelola dan melakukan pemberdayaan pihak yang membutuhkan bantuan.

Sementara dalam konteks makro, pengemis adalah proses sub-urbanisasi. Maka menurutnya, pendekatan regulasi seperti undang-undang pengalokasian dana desa bisa menjadi upaya tersendiri pencegahan mengemis.

Pengelolaan dana desa yang tepat memberi peluang bagi pemerintah desa mengembangkan wilayahnya lebih maksimal, termasuk warganya. Hal itu juga menjadi cara memotong proses urbanisasi dan mendorong proses pemerataan sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya