SOLOPOS.COM - Ilustrasi gerbang tol Pemalang (Dok. PT Pemalang Batang Toll Road)

Solopos.com, SOLO – Proyek jalan tol Solo-Jogja membawa berkah tersendiri bagi warga terdampak di Klaten. Tak hanya membeli tanah, rumah atau pun berinvestasi, warga terdampak jalan tol Solo-Jogja juga memanfaatkan momen yang menggembirakan itu dengan membeli mobil dan barang konsumtif lain.

Kepala Seksi (Kasi) Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistiyono, mengatakan tim pembebasan lahan jalan tol Solo-Jogja telah mencairkan anggaran lebih dari Rp1 triliun hingga pertengahan Januari 2022. Anggaran itu digunakan membebaskan lahan terdampak jalan tol Solo-Jogja di Klaten.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Warga terdampak jalan tol Solo-Jogja menerima UGR secara penuh alias tanpa potongan sepeser pun,” katanya. Adapun luas tanah di Klaten yang terdampak jalan tol Solo-Jogja berkisar 4.071 bidang atau 3.728.114 meter persegi.

Luas tanah tersebut tersebar di 50 desa di 11 kecamatan. Masing-masing kecamatan yang akan dilintasi jalan tol, seperti Polanharjo, Delanggu, Ceper, Karanganom, Ngawen, Karangnongko, Klaten Utara, Kebonarum, Jogonalan, Manisrenggo, dan Prambanan. Proses pembebasan lahan untuk keperluan jalan tol itu menghadirkan fenomena orang mendadak kaya atau orang kaya baru (OKB). Selengkapnya bisa dibaca di sini: Fenomena OKB Klaten, Saat Warga Mendadak Alami Social Climbing

Berpindah ke kasus bunuh diri, usia 35-39 tahun mendominasi korban bunuh di Indonesia dengan 14,3%. Usia 35-39 tahun bagi seseorang rentan mengalami midlife crisis yang bisa memicu aksi bunuh diri.

Angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia masih cukup tinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut jumlah kematian akibat bunuh diri di Indonesia mencapai 1.800 jiwa per tahun.

Bunuh diri merupakah salah satu masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Bunuh diri menjadi persoalan yang sangat serius sehingga mendapatkan perhatian secara global.

Bagan jumlah kematian akibat bunuh diri di dunia mendekati angka 800.000 kematian per tahun. Dengan kata lain, sedikitnya selama selama 40 detik terdapat satu kasus kematian akibat bunuh diri.

Bunuh diri dapat disebabkan oleh beberapa hal. Bunuh diri sering dikaitkan dengan gangguan mental seperti depresi. Namun, banyak kasus bunuh diri terjadi secara impulsif karena ketidakmampuan seseorang untuk mengatasi tekanan hidup. Konflik, bencana, kekerasan, pelecehan, kehilangan, dan perasaan terasing semuanya berkontribusi pada perilaku bunuh diri.

Berbagai negara di dunia memiliki komitmen untuk menurunkan 10% angka kematian karena bunuh diri sesuai amanat WHO Mental Health Action Plan 2013-2020. Salah satu targetnya adalah pada 2030 angka kematian karena bunuh diri harus diturunkan sepertiganya. Selengkapnya bisa dibaca di sini: Midlife Crisis, Alasan Usia 35-39 Tahun Paling Rentan Bunuh Diri

Kanal Espos Plus selalu menyajikan konten-konten premium yang berbasis jurnalisme berkedalaman serta menyajikan sudut pandang tajam dan menarik dengan pembahasan komprehensif yang kaya data. Membaca konten premium di kanal ini akan memperkaya perspektif, mempermudan memahami duduk perkara, dan mendapatkan data dan informasi yang utuh. Silakan mengakses dan menikmati…

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya