SOLOPOS.COM - Budayawan sekaligus Guru Besar Filsafat, Frans Magnis Suseno (kiri), (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Fenomena LGBT yang sedang marak membuat beberapa budayawan angkat bicara, salah satunya Romo Magnis.

Semarangpos.com, SALATIGA – Maraknya fenomena Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) di Tanah Air belakangan ini, membuat beberapa budayawan angkat bicara, salah satunya Franz Magnis Suseno.

Pria yang akrab disapa Romo Magnis itu menilai menyembuhkan kaum homoseksual adalah suatu hal yang tak mungkin. Oleh karenanya, ia pun meminta masyarakat tidak mendiskriminasikan kaum LGBT.

Pernyataan itu disampaikan Romo Magnis saat mengisi Seminar Nasional LGBT dalam Diskursus Lintas Ilmu yang digelar oleh Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) Teologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Gedung Auditorium Fakultas Teknologi Informasi UKSW, Salatiga, Rabu (18/5/2016).

Meski meminta masyarakat menghormati pilihan kaum homoseksual, guru besar STF Driyakara ini meminta kaum LGBT juga harus bisa membawa diri dalam pergaulan di lingkungannya. “Di lain pihak, mereka yang berkecenderungan homoseksual harus tahu diri atau mampu menempatkan diri dalam situasi masyarakat dengan nilai-nilai tradisional dan religius. Mereka harus menerima bahwa demonstrasi homoseksualitas tidak bisa ditampung. Mereka harus low profile,” terang Romo Magnis.

Kendati meminta masyarakat untuk menghormati kaum homoseksual, Romo Magnis tidak membenarkan bahwa hal itu  menjadi dasar bagi negara untuk memberikan status resmi pada perkawinan sejenis. “Hubungan homoseksual aktif jika dilakukan di wilayah prive. Tapi itu bukanlah urusan negara,” imbuhnya.

Selain Romo Magnis, dalam seminar itu juga hadir pembicara lain, seperti Pendeta Drs. Stephen Suleeman, MA.Th., Th.M (Dosen STT Jakarta) DR. Dede Oetomo, Ph.D (Pendiri Gaya Nusantara) dan Dr. Aloysius L. Soenarjo, MA (Dosen Fakultas Psikologi UKSW).

Aloysius dalam kesempatan itu mengungkapkan bahwa homoseksual bukanlah masalah yang ringan. “Pergumulannya sangat panjang, apalagi kalau ditambah dengan adanya diskriminasi. Ini sangat berat bagi orang yang homoseksual karena ada perasaaan ketakutan, malu, takut dihakimi, takut jika keluarga tahu,” tuturnya.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Rekomendasi
Berita Lainnya