SOLOPOS.COM - Rekaman video parodi LGBT unggahan Edho Zell (Youtube.com)

Fenomena LGBT menjadi perhatian masyarakat.

Solopos.com, SOLO — Rekaman video parodi yang mempelesetkan singkatan dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), menuai pro kontra para pengakses Internet (netizen).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Adalah youtuber Edho Zell yang mengunggah rekaman video parodi berjudul LGBT with edhozell and Duo Harbatah, Senin (22/2/2016). Terpantau hingga Rabu (24/2/2016), rekaman vidoe tersebut ditonton sebanyak 190.936 kali.

Edho Zell menyertakan caption yang menjelaskan ide kreatifnya soal kepanjangan LGBT adalah sebagai sesuatu yang tidak jelas, dan sama sekali tidak berhubungan dengan isu penyimpangan kecenderungan seksual seseorang.

“Parodi LGBT yang super ngaco, ga nyambung ama LGBT yg itu, malah jadi singkatan absurd dari LGBT,” tulis Edho.

Tampak dalam rekaman video tersebut, Edho mempelesetkan kepanjangan LGBT, menjadi lelaki gagah baik dan tampan, lagi gak bisa tidur, lontong gudeg bakwan tempe, lama gak boker tuh, lagi gaming bawaannya tempramen, lelaki gemuk berwajah tirus, dan sebagainya.

Ternyata, guyonan Edho soal kepanjanga LGBT ini menuai imbauan dari salah satu subcriber-nya, berakun Alifia Seftin Oktriwina, yang mengaku sebagai mahasiswa psikologi. Menurut Alifia, fenomena LGBT seharusnya tidak menjadi bahan candaan Edho, karena berpotensi membuat penderitanya makin terkucilkan dan sulit disembuhkan.

Dear koko edho, Honestly aku bukan haters, aku subscriber ko edho yang selalu nungguin video-video terbarunya ko edho. Jadi plis koko jangan marah sama komen aku ya 🙂,” tulis Alifia Seftin Oktriwina.

“Aku sedih nonton video ini ko. Soalnya aku, sebagai mahasiswi psikologi, diajarin untuk gak make fun buat gangguan-gangguan psikologi, termasuk LGBT. Makanya aku sedih ngeliat meme-meme dan parodi-parodi soal LGBT. LGBT itu sama kayak autisme, kayak skinzofrenia, kayak OCD, kayak bipolar, kayak anoreksia, yang penderitanya harus didorong dan didukung untuk sembuh,” tulis Alifia Seftin Oktriwina.

“Coba deh koko bayangin kalo adek koko lesbian/gay. Apa koko gak sedih ngeliat gimana penilaian orang di luar sana terhadap kondisi adek koko? Apa koko gak sedih kalo keadaan adek koko dijadiin candaan? Koko tau adek koko lesbian/gay aja udah pasti sedih kan?” tulis Alifia Seftin Oktriwina.

“Becandaan yang seperti ini lho ko yang bikin temen-temen penderita LGBT makin jauh. Padahal mereka lagi sakit, mereka butuh support, mereka butuh ditunjukkin yang bener itu yang mana, yang salah itu yang mana. Semua agama emang mengharamkan perilaku LGBT, tapi adakah agama yang mengharamkan pengikutnya untuk berlaku welas asih? Bahkan nabi Luth pun mengajak kaumnya bertobat dengan kasih sayang,” lanjut Alifia.

“Sekali lagi ko edho, aku emang bukan [belum] psikolog. Aku masih punya ilmu yang dangkal soal psikologi. Ini cuma ungkapan perasaan aku aja yang sedih ngeliat banyaknya jokes soal LGBT. Aku juga bukan pendukung perilaku LGBT, aku hanya mendukung pelaku LGBT untuk kembali ke jalan yang benar. Semoga ko edho [dan semua yang baca] mengerti, gak marah atau tersinggung sama komen aku ini. Your subscriber,” tutup Alifia.

Komentar panjang Alifia ini lantas mendapat tanggapan beragam dari netizen lain. Ada yang setuju dengan Alifia, ada pula yang menganggap Alifia terlalu terbawa perasaannya dalam menonton video parodi Edho Zell.

Gw ngerti perasaan lu, gw ngerti semua omongan lu, dan gw setuju! Suatu saat nanti gw pengen liat lu jadi psikolog hebat,” tulis Ikhsan Fauzi.

“Menurutku sebenarnya apa yang Kak Edho Zell maksud adalah LGBT bisa ditransformasikan ke dalam banyak kata. Untuk mengubah pemikiran orang secara mental bahwa LGBT tidak hanya untuk satu arti saja. Ya, beda orang punya sudut pandang atau perspektif yang berbeda : ),” tulis Starlight Carmel.

Abisan lgbt menular bro mending dilawakin aja dah hahaha,” tulis Azmi Hakam.

Sementara itu, akun Rizki Fadillah tampak berupaya menampilkan pendapat untuk menengahi perdebatan soal rekaman video parodi LGBT.

“Tak perlu berdebat satu sama lain, pikirkan saja bahwa LGBT itu ga ada positifnya sama sekali, belum lagi soal penyakit kelamin yang bermacam macam itu, dan soal psikologi mereka siapa peduli?? apa mereka peduli pada kalian?? apa mereka peduli pada psikologi anak anak disekitar mereka? di dekat rumah saya bahkan ada anak yang berani bilang mau jadi LGBT, karna katanya keren dan lagi trend, padahal mungkin anak itu sendiri belum mengerti apa yg dimaksud LGBT, sekarang anak itu dibimbing dan dibina oleh pihak kelurahan, bahkan teman teman sekolahnya pun menjauhinya karna orang tua teman temannya tidak mengizinkan anaknya bergaul dengan anak ini karna alasan takut anak mereka diajak yang tidak tidak, bahkan orang tua si anak ini pun gatau gimana caranya anaknya bisa tau tauan tentang LGBT, apa kaum LGBT itu peduli akan hal itu?? TIDAK SAMA SEKALI,” tulis Rizki Fadillah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya