Fenomena Jelang Musim Kemarau, Banyak Ular Keluar dari Sarang

Solopos.com, SOLO — Munculnya ular sanca besar dengan panjang 5 meter di Manahan, Solo, Selasa (30/4/2019), dinilai sebagai salah satu ciri perubahan musim. Keluarnya ular dari sarangnya ini bukan kali pertama bulan ini dan merupakan fenomena yang muncul setiap April.

Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, Suharman, saat dihubungi Solopos.com, mengatakan ular sanca atau reticulatus yang keluar dari sarangnya merupakan fenomena yang biasa saat musim kemarau. Fenomena itu bagi seorang biolog merupakan penanda datangnya musim kemarau.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ular sanca untuk hidup normal harus menjaga kelembaban tubuhnya. Ular memiliki sistem penanda suhu dalam tubuhnya. Ketika suhu panas ular sanca harus beradaptasi mencari air atau tempat lembab untuk menjaga suhu tubuhnya,” ujar Suharman.

Sebelumnya, seekor ular sanca sepanjang 5 meter ditemukan oleh Ketua RT003/RW007 Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, di kamar mandi rumahnya pada Senin (29/4/2019) malam.

Pemilik rumah, Harsadi, 52, saat ditemui Solopos.com di kediamannya, Selasa (30/4/2019) mengatakan hingga saat ini rumahnya telah kemasukan ular sebanyak enam kali. Namun penemuan ular di kamar mandi rumahnya pada Senin (29/4) merupakan ular terbesar.

“Saya melihat dua kucing saya duduk mengamati di dalam kamar mandi. Perilakunya aneh seperti melihat sesuatu, akhirnya sekitar pukul 20.00 WIB saya cek ternyata ada ular sanca besar sekali,” ujarnya.

Menurut Suharman, ular yang ditemukan oleh Harsadi telah berusia dewasa dilihat dari panjang tubuhnya. Menurutnya, ular itu bukan hasil tetasan atau peliharaan warga yang terlepas.

“Fenomena bulan April, Mei ular sanca biasa muncul karena mendekati kemarau. Ular sanca hewan adaptif bisa makan hewan apa saja. Banyak kemungkinan seperti lingkungan panas, ular mencari tempat bertelur, dan rumah yang tercium terdapat satwa buruannya,” imbuhnya.