SOLOPOS.COM - Ilustrasi suhu udara dingin. (farmersalmanac.com)

Solopos.com, SOLO — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Jawa Tengah mengungkapkan penyebab suhu udara di wilayah Jawa termasuk Kota Solo terasa lebih dingin dalam beberapa hari, terutama di malam hari.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Jawa Tengah, Iis Widya Harmoko, mengatakan suhu dingin tersebut tidak lepas dari adanya fenomena angin monsun timur yang bertiup dari Benua Australia menuju Benua Asia. Angin ini menyebabkan suhu udara dingin di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain memunculkan suhu dingin, adanya angin monsun timur ini juga menyebabkan berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa. Hal ini menyebabkan musim kemarau yang berlangsung pada Juli hingga September.

Ekspedisi Mudik 2024

Penyebab suhu dingin di Kota Solo dan Pulau Jawa pada umumnya juga karena tidak adanya uap air sehingga menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

“Cuaca yang dingin di malam hari, tidak lepas dari adanya angin monsun timur. Ini tidak hanya berlaku di Jawa Tengah, tetapi seluruh Pulau Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara,” terangnya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (26/7/2022).

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Solo Selasa 26 Juli: Cerah Ceria Sepanjang Hari Ini Lur

Clear Sky di Pagi Hari

Dalam rilis dari BMKG Provinsi Jawa Tengah yang diterima Solopos.com, pada pagi hari cuaca akan cenderung bersih, awan juga tampak sangat putih (clear sky). Hal ini menyebabkan suhu dingin di pagi hari karena radiasi balik gelombang panjang langsung dilepas ke atmosfer luar.

Akibatnya udara dekat permukaan terasa lebih dingin. Fenomena angin monsun ini yang jadi penyebab suhu dingin di Kota Solo dan Pulau Jawa akhir-akhir ini biasanya terjadi pada puncak musim kemarau, Juni-September.

Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi setiap tahunnya, bahkan hal ini dapat menyebabkan embun es atau embun upas yang mirip salju pada beberapa tempat seperti dataran tinggi atau pegunungan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Solo Senin 25 Juli: Cerah Berawan Pagi-Malam

Dalam catatan BMKG, kejadian fenomena embun upas ini terjadi cukup sering terjadi di dataran tinggi Dieng tahun lalu. Tercatat empat kali kejadian embun upas di Dieng. Sedangkan tahun ini sudah terjadi dua kali, tepatnya pada Januari 2022 dan 25 Juli 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya