SOLOPOS.COM - Warga Lamongan berburu ikan mabuk di Bengawan Solo. (Detik.com)

Solopos.com, SOLO — Sudah bukan rahasia lagi bahw air Sungai Bengawan Solo kerap tercemar oleh berbagai jenis limbah yang mengancam kelangsungan spesies ikan penghuni sungai tersebut.

Bahkan fenomena pencemaran air sungai terpanjang Pulau Jawa itu bisa terjadi beberapa kali dalam setahun. Seperti pada Rabu, 19 Agustus 2020) pagi. Saat itu ribuan ikan Sungai Bengawan Solo tiba-tiba menyembul ke permukaan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Masyarakat sekitar sudah hafal dengan fenomena yang mereka sebut bladu itu. Ikan-ikan itu yang diduga keracunan limbah mabuk dan menyembul ke permukaan air. Warga sekitar biasanya akan langsung menangkapi ikan-ikan penghuni Bengawan Solo itu baik untuk dijual maupun untuk konsumsi sendiri.

Covid-19 Klaten Tambah 146 Kasus Sehari, 13 Orang Meninggal

“Ikannya teler, mabuk atau sekarat, tapi tidak mati. Mereka menyembul ke permukaan air sehingga mudah ditangkap oleh warga di sekitar sungai. Kondisi ikan lemas, jadi mudah ditangkap,” terang Ketua RT 001/RW 002 Sewu, Budi Utomo, kepada Solopos.com, belum lama ini.

Menurutnya, fenomena bladu biasa terjadi saat hujan deras setelah berbulan-bulan kondisi cuaca panas. Anehnya, sebelum terjadi fenomena bladu pada 19 Agustus itu tidak terjadi hujan di Solo. Budi pun menduga bladu disebabkan pencemaran limbah air sungai.

Henry Santoso, warga RT 003/RW 004 Kelurahan Sewu, Jebres, Solo, yang biasa memancing ikan maupun penghuni Bengawan Solo lainnya juga hafal dengan fenomena bladu. Menurutnya, bladu biasa terjadi karena pencemaran limbah di air sungai, baik limbah ciu atau pabrik.

2 Korban Meninggal Dalam Kebakaran Gembongan Kartasura Baru Sehari Indekos

Limbah Ciu dan Pabrik

“Limbah yang biasa datang limbah ciu dan limbah pabrik. Fenomena bladu Sungai Bengawan Solo sudah bertahun-tahun ini,” katanya.

Berdasarkan catatan Henry terjadi beberapa kali pembuangan limbah berbahaya ke Sungai Bengawan Solo. Tapi ia tidak menyebutkan dari mana asal limbah cair tersebut.

Ia memastikan keberadaan limbah itu mengancam kelangsungan habitat ikan penghuni Sungai Bengawan Solo. “Tahun kemarin ada buangan limbah, ikan tinggal sedikit,” urainya.

Kebakaran Indekos Gembongan Kartasura, Begini Posisi 3 Korban Meninggal Saat Kejadian

Heri Triyanto, warga RT 001/RW 007 Kelurahan Sewu, Jebres, mengatakan hal senada. Menurutnya, penyebab terjadinya bladu adalah limbah buangan industri alkohol dan limbah air perkotaan yang mengalir ke sungai.

“Bila itu terjadi saat debit air Sungai Bengawan Solo kecil ya banyak ikan yang mabuk. Yang biasanya warga manfaatkan untuk ramai-ramai menangkap ikan. Sebab ikannya mabuk dan otomatis menyembul ke permukaan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya