SOLOPOS.COM - K.H. Ahmad Darodji. (plus.google.com)

Fenomena alam super blue blood Moon atau supermoon yang datang bersamaan dengan gerhana Bulan disikapi MUI Jateng dengan menyerukan salat gerhana bulan.

Semarangpos.com, SEMARANG —  Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah menyikapi fenomena alam langka yang disebut NASA dengan super blue blood Moon. MUI menyerukan kepada umat muslim untuk melaksanakan salat gerhana terkait dengan fenomena gerhana Bulan total yang bakal memenggal Bulan purnama perige alias supermoon, Rabu (31/1/2018) malam..

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

“Pelaksanaan salat gerhana Bulan tersebut agar disesuaikan dengan situasi dan kondisi di wilayah masing-masing sehingga salat berjalan khusyuk, tertib, khidmat, serta dapat diikuti oleh masyarakat muslim secara luas,” kata Ketua MUI Jateng K.H. Ahmad Darodji di Kota Semarang, Jateng, Selasa (30/1/2018).

Terkait dengan seruan untuk melaksanakan salat gerhana bulan tersebut, MUI Jateng menurut Ahmad Darodji, telah menginstruksikan kepada seluruh Dewan Pembinaan MUI kabupaten/kota se-Jateng agar berkoordinasi dengan pimpinan ormas Islam, imam masjid, aparatur pemerintah, dan masyarakat untuk teknis pelaksanaan salat gerhana Bulan di wilayah masing-masing. Darodji memerinci, secara keseluruhan waktu terjadinya gerhana Bulan diperkirakan mulai pukul 18.48 WIB, gerhana bulan total pukul 19.52 WIB, puncak gerhana pukul 20.30. WIB, dan akan berakhir antara pukul 21.08-22.11 WIB.

Menurut Darodji, gerhana Bulan total tersebut merupakan fenomena alam yang langka dan unik. “Puncak gerhana Bulan total akan terjadi selama satu jam 16 menit yang ditandai Bulan berwarna merah,” ujarnya.

Adapun keseluruhan proses gerhana Bulan total pada 31 Januari 2018 dapat diamati di Samudra Pasifik serta bagian timur Asia, Indonesia, Australia, dan bagian barat laut Amerika. Gerhana ini juga dapat diamati di bagian barat Asia, Samudra Hindia, bagian timur Afrika, dan bagian timur Eropa pada saat Bulan terbit.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jateng memprakirakan gerhana Bulan total yang bakal memenggal perlahan penampakan Bulan purnama perige atau supermoon itu akan berpotensi menyebabkan rob di berbagai wilayah yang sering dilanda fenomena tersebut. “Rob akan bertambah parah kalau saat puncak gerhana juga disertai hujan,” kata Kasi Data dan Informasi BMKG Jawa Tengah Iis Widya Harmoko di Kota Semarang, Jateng, Selasa.

Saat ini, lanjut dia, merupakan masa puncak musim hujan. Ia menjelaskan gerhana Bulan akan terjadi mulai sekitar pukul 18.00 hingga 23.00 WIB. “Untuk puncak gerhana terjadi sekitar pukul 20.30 WIB, dengan durasi sekitar 1 jam 16 menit,” katanya.

Saat gerhana terjadi, jelas dia, Bulan pada posisi paling dekat dengan Bumi atau perige—istilah Astronomi untuk menyebut titik terdekat dengan Bumi pada garis edar suatu benda langit. Jika saat gerhana bersamaan dengan turunnya hujan, lanjut dia, diperkirakan kondisi rob atau limpasan air laut ke daratan akan cukup tinggi.

Saat puncak musim penghujan 2018 ini, menurut dia, curah hujan dengan intensitas ringan hingga sedang akan terjadi mulai siang hingga malam.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya