FENOMENA ALAM : Black Hole Kembali Aktif, Ini Penyebabnya

Fenomena alam berupa pancaran sinar dari Black Hole terdeteksi

Solopos.com, SOLO – Para ahli astronomi NASA dikejutkan dengan adanya peningkatan aktivitas Black Hole di luar angkasa. Aktivitas itu berupa pemancaran cahaya kosmik yang cukup besar.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Pancaran cahaya tersebut tertangkap para peneliti NASA melalui teleskop Swift dua pekan lalu. Dikutip dari Bbc.com, Senin (13/7/2015), para peneliti pada awalnya tidak mengetahui kejadian langka tersebut. Setelah mereka berkonsultasi satu sama lain serta meningkatkan aktivitas pengamatan, mereka akhirnya mengetahui pancaran cahaya tersebut berasal dari Black Hole.

Para peneliti itu mengatakan pancaran cahaya berasal dari aktivitas cincin api di sekitar Black Hole. Hal tersebut terjadi setelah Black Hole mengonsumsi cukup gas dan debu dari bintang-bintang terdekat. Unsur-unsur tersebut memicu peningkatan aktivitas atau bahkan ledakan yang cukup signifikan.

“Ketika materi yang dihisap cukup banyak, anda dapat membandingkan keadaan yang akan terjadi [pada Black Hole] dengan keadaan ketika sebuah bom hidrogen meledak,” terang Kepala Operasi Penelitian Swift dari Penn State University, John Nousek. “Jumlah hidrogen yang melebihi batas di Black Hole bisa mengakibatkan ledakan yang besar, yang terlihat seperti bintang baru,” lanjutnya.

Peningkatan aktivitas Black Hole juga dibarengi dengan pertambahan ukuran lubang misterius tersebut. Besarnya pertambahan ukuran objek luar angkasa itu belum dapat diukur secara pasti, mengingat bahaya yang mengancam jika sesuatu berjarak terlalu dekat dengan lubang tersebut.

Black Hole akan menghisap segala sesuatu yang melintas didekatnya, bahkan sebuah kilatan cahaya tak akan lolos jika melintas di titik yang disebut event horizon. Keberadaan titik tersebut membuat para peniliti sangat berhati-hati untuk mendekati objek hitam itu. Mereka pun memilih memantau aktivitas Black Hole melalui bintang yang berjarak cukup jauh dari objek vital luar angkasa itu, meski hasil yang didapat terkadang kurang memuaskan. (Guruh Putra Tama/JIBI/Solopos.com)