SOLOPOS.COM - Asteroid Jatuh ke Bumi (Dailymail)

Fenomena alam jatuhnya asteroid di Samudra Atlantik diketahui pihak NASA.

Solopos.com, SOLO – National Aeronautics and Space Administration (NASA) menyampaikan fenomena alam asteroid berukuran kecil jatuh di Samudra Atlantik. Asteroid itu jatuh di pesisir Brasil berjarak 1.000 km dari lautan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagaimana dilansir Daily Mail dan Science Alert, Selasa (23/2/2016), fenomena alam asteroid yang jatuh di Samudra Stlantik hanya diketahui pihak NASA dan militer AS pada 6 Februari 2016 lalu. Pihak NASA sedikit lega, karena asteroid itu tidak memakan korban jiwa.

Astronom Phil Plait mengatakan fenomena alam asteroid dengan ukuran 18 meter dan kecepatan sekitar 41.600 mph itu sempat meledak di ketinggian 30 km di atas permukaan air laut.

Ekspedisi Mudik 2024

Ledakan fenomena alam asteroid itu sama dengan kekuatan 12.000 ton bahan peledak. Peneliti NASA yang bekerja sama dengan pihak militer AS telah melakukan beberapa penelitian mengenai asteroid ini.

“Sekali benda itu memasuki ketinggian 20-50 meter, maka tak jarang asteroid yang berukuran menengah ke bawah akan meledak. Ledakan ini biasanya hampir sama dengan bom nuklir. Jujur, saya senang dengan kejadian ini. Asteroid yang berkunjung ke Bumi dan jatuh di perairan merupakan kejadian sangat langka. Namun, akan lebih baik apabila kami mengetahui terlebih dulu saat kedatangan tamu dari luar angkasa,” ujar Plait.

Sempat ada kekhawatiran dari pihak NASA yang mengetahui kejadian ini. Namun, rasa was-was itu bukan karena ada asteroid yang akan jatuh, tetapi karena rumor ukuran dan daya hantam asteroid ini. Pasalnya ada beberapa pihak yang mengatakan fenomena alam asteroid itu akan berukuran jauh lebih besar dari asteroid Chelyabinsk.

Menurut Plait, asteroid Chelyabinsk dulu pernah meledak di langit Rusia pada Februari 2013 silam. Ledakan asteroid itu hampir sama dengan daya ledak 45000 ton TNT, atau peledak, yang cukup kuat intuk merukan kaca dan melukai lebih dari 1.000 orang.

Meskipun apabila fenomen alam asteroid yang jatuh di Samudra Atlantik itu jatuh di daratan, dampak yang diperoleh tidak akan parah. Karena asteroid tersebut akan terkikis dan akhirnya meledak pada ketinggian tertentu, dan akan menjadi batuan-batuan kecil sebelum jatuh ke daratan.

“Fenomen alam asteroid sudah melewati padatnya atmosfer Bumi kita dengan kecepatan lebih dari 100 km per detik. Karena jarak atmosfer yang cukup tebal, asteroid ini akhirnya mengecil, terbakar, dan akhirnya meledak sebelum menyentuh tanah,” jelas Plait.

Meski tidak berdampak parah, tetapi batuan asteroid yang jatuh dengan kecepatan tinggi akan tetap menimbulkan luka dan kerusakan apabila jatuh di daratan. Tim antariksa Near-Earth Object milik NASA menjadi was-was saat setelah pihak militer AS memberitahu jatuhnya asteroid pada 6 Februari 2016 lalu.

“Sebenarnya saat kejadian itu, kami, pihak NASA tidak diberitahu secara detail mengenai kejadian ini. Kami juga tidak mengetahui bagaimana pihak militer mengetahui kejadian ini dan merekam kejadian ini. Secara tiba-tiba, militer memberi kabar asteroid jatuh di Samudra Atlantik pada km sekian. Namun, kami bisa mengambil beberapa data dari satelit, data seismograf, dan menggunakan microphone atmosfer yang kami miliki,” ungkap Plait.

Near-Earth Object dan pihak NASA merasa sedikit kecewa dan tidak sepaham dengan cara militer yang sedikit merahasiakan kejadian tersebut dari NASA. Namun, Plait merasa paham dengan keinginan militer untuk merahasiakan segala kemampuan mereka yang berbeda dengan kemampuan NASA. Ardhon Purtama Putra/JIBI/Solopos.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya