SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Angkutan kota (angkuta) atau feeder Batik Solo Trans (BST) diwacanakan menjadi angkuta gratis bagi pelajar di Kota Solo, Jawa Tengah, karena sehari-hari penumpang cenderung sepi. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo kini merancang kajian alih fungsi kendaraan pengumpan itu.

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, menyebut kebijakan itu bisa menjadi solusi keberadaan feeder BST yang dinilai kurang optimal. Sebagian besar pengemudi feeder BST diketahui tak mampu menutup biaya operasional harian.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Jumlah pendapatan tidak lebih besar dari pengeluaran seperti untuk membeli bahan bakar minyak (BBM). “Kita rumuskan transportasi gratis khusus untuk pelajar. Sopirnya mendapat stimulan dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Bagaimanapun juga kita tidak bisa membendung ojek online sekarang,” kata dia, kepada wartawan, belum lama ini.

Rudy, sapaan akrab Wali Kota Solo, mengatakan alih fungsi tersebut juga bisa menjadi solusi banyaknya anak sekolah yang mengendarai sepeda motor ke sekolah. Padahal, jamak di antara mereka belum memiliki surat izin mengemudi (SIM).

Kepala Dishub Solo, Hari Prihatno, mengatakan upaya tersebut juga berfungsi untuk menghidupkan kembali budaya menumpang kendaraan umum. Selama beberapa tahun terakhir, rata-rata angkuta hanya mengangkut segelintir orang dalam satu rit. Mereka kalah bersaing dengan ojek daring.

“Kajian ini sedang kami lakukan bersama sejumlah pihak. Secepatnya akan kami paparkan kepada wali kota dan ditargetkan rampung tahun ini. Meski, belum bisa dipastikan kapan mulai beroperasi,” jelas Hari. Kajian juga menyasar besaran subsidi bagi driver yang sumbernya diprediksi dari APBD.

Sebagai informasi, uji coba alih fungsi angkuta menjadi kendaraan sekolah pelajar telah dilakukan Pemkot Bandung bekerja sama dengan Bandung Eco Transport. Dalam Urban Social Forum di Rumah Banjarsari, Solo, pertengahan Desember 2018, penggagas Bandung Eco Transport, Windu Mulyana, mengatakan uji coba itu dilakukan sejak tahun lalu.

Layanan angkuta pelajar memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang mirip BST Solo. SOP itu antara lain tidak merokok, berpakaian rapi, sopir antarjemput dalam sehari sama, dan sebagainya. Siswa sekolah yang menjajal layanan itu juga mendapatkan pendidikan karakter saat menumpang angkuta, seperti meletakkan tas di dada. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya