SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

KULONPROGO—Harga telur ayam diprediksi akan kembali normal pada Februari mendatang. Tingginya harga telur beberapa waktu belakanan diperkirakan karena naiknya kebutuhan masyarakat untuk mengonsumsi telur ayam selama perayaan Hari Raya Natal, Tahun Baru 2012 dan Tahun Baru Imlek 2563.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Aris Susanto, 30, pedagang telur di Pasar Wates mengatakan, kenaikan harga telur ayam terjadi dikarenakan masyarakat memperingati tiga momentum besar. “Kenaikan terjadi sejak Natal lalu, kemudian tahun baru masehi hingga pergantian tahun baru Imlek. Alasan pemasok menaikkan harga telur ayam karena tiga momentum tersebut,” ungkap Aris saat ditemui di tokonya, Selasa (31/1).

Akibat kenaikan komoditas tersebut, menurut dia, pembelian telur menurun drastis. Jika pada hari-hari biasa, Aris mampu menghabiskan 12 boks (1 boks berisi 15 kilogram) hingga 15 boks setiap hari, namun, selama harga telur naik dia mengaku hanya bisa menghabiskan 10 boks saja. “Jualannya turun. Karena pembeli juga mengurangi jatah pembeliannya. Kemungkinan Februari harga kembali normal,” jelas dia.

Meski sulit memprediksi harga telur kembali normal, namun Aris mengatakan saat ini harga telur per kilogram dipatok Rp14.700. Turunnya harga telur, katanya terjadi dalam dua hari terakhir. “Sebelumnya memang pernah dijual Rp15.900 perkg, tapi sekarang sudah mulai turun sekitar dua hari lalu,” jelas dia.

Yusniatun, 34, warga Wates, Kulonprogo, mengakui, sejak terjadinya kenaikan harga telur dia terpaksa mengurangi pembelian komoditas tersebut. Dari rata-rata satu kilogram untuk tiga hari, menjadi setengah kilogram. “Soalnya harganya kemahalan, naik terus. Tapi sekarang sudah mulai turun,” tutur dia.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan  ESDM (Disperindag & ESDM) Kulonprogo, Djunianto Marsudi Utomo menjelaskan, momentum Natal, Tahun Baru 2012 dan Imlek yang berdekatan selama Desember 2011 hingga Januari 2012 menyebabkan kebutuhan konsumsi masyarakat meningkat. “Secara teoritis, kalau permintaan masyarakat meningkat, maka harga juga mengalami kenaikan,” jelas Djunianto.(HARIAN JOGJA/Abdul Hamied Razak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya