SOLOPOS.COM - Ledakan di Lebanon (Detik.com/AP Photo)

Solopos.com, BEIRUT -- FBI akan ikut bergabung dalam penyelidik untuk mengungkap penyebab ledakan besar Beirut, Lebanon.

Ledakan dahsyat tersebut telah menghancurkan sebagian besar kota. Hal itu diungkapkan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS).

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

"FBI akan segera bergabung dengan penyelidik Lebanon dan internasional, atas undangan dari Lebanon. Untuk membantu menjawab pertanyaan yang saya tahu semua orang miliki tentang keadaan yang menyebabkan ledakan ini," kata Diplomat Karir Departemen Luar Negeri AS, David Hale seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (13/8/2020).

Presiden Lebanon Sebut Ledakan Mungkin Serangan Rudal

Pihak berwenang Lebanon telah menjanjikan penyelidikan cepat atas ledakan besar Beirut pada Selasa (4/8/2020). Ledakan menghancurkan sebagian kota dan menewaskan sedikitnya 171 orang.

Seorang pejabat pengadilan pada Rabu (12/8), mengatakan bahwa jaksa penuntut akan menanyai beberapa menteri. Juga mantan menteri atas bencana tersebut.

Para pemimpin dunia, organisasi internasional, dan publik Lebanon yang bergolak telah mendesak penyelidikan internasional. Tetapi Presiden Michel Aoun mengatakan bahwa seruan untuk penyelidikan semacam itu adalah "buang-buang waktu."

Warga Sragen Gali Dasar Sungai Cari Air Bersih, Kini Dibantu 6 Sumur Resapan

Amonium Nitrat

Jaksa Paris Remy Heitz mengatakan pekan lalu bahwa warga Prancis terluka dalam ledakan itu. Jaksa telah membuka penyelidikan atas "cedera akibat kelalaian". Jaksa menggunakan yurisdiksi mereka untuk menyelidiki tindakan yang dilakukan di luar negeri.

Warga Lebanon sangat marah pada kepemimpinan politik yang memungkinkan pengiriman besar pupuk amonium nitrat. Benda berbahaya itu mendekam selama bertahun-tahun di gudang pelabuhan meskipun telah berulang kali peringatan keselamatan.

Banyak yang ingin melihat tragedi yang mereka anggap sebagai bukti mengejutkan dari kebusukan di inti sistem politik mereka.

Presiden Jokowi: Jangan Ada yang Merasa Paling Agamis-Pancasilais

Perdana Menteri Hassan Diab mengumumkan pengunduran diri pemerintahnya pada Senin (10/8). Tetapi masih harus dilihat apakah wajah-wajah baru dibawa masuk atau anggota kelas penguasa Lebanon yang mengakar dibawa kembali.

Hale, yang merupakan wakil menteri luar negeri untuk urusan politik, mengatakan AS"siap untuk mendukung pemerintah Lebanon. Yang mencerminkan dan menanggapi keinginan rakyat dan benar-benar berkomitmen dan bertindak untuk perubahan nyata."

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya