SOLOPOS.COM - Area fasilitas umum (fasum) Waduk Pidekso, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri dilengkapi sejumlah infrastruktur, seperti masjid, gardu pandang, kantor pengelola, dan lainnya. Foto diambil Selasa (28/12/2021). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, KLATEN—Bangunan di Waduk Pidekso, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, dibangun dengan penuh filosofi. Kearifan lokal serta religiusitas menjadi filosofi yang pembangunan kawasan yang diresmikan Presiden Joko Widodo itu.

Terdapat delapan unit bangunan di area fasum Waduk Pidekso, yakni masjid, menara/gardu pandang, dan gedung. Gardu pandang setinggi 22 meter dibangun dengan desain khusus dan memiliki filosofi tersendiri. Desainnya mengadopsi bentuk watu ireng, bangunan seperti candi yang terdapat di Kabupaten Wonogiri.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Gardu pandang dibuat segitiga bermotif batik wonogiren. Bentuk segitiga memiliki filosofi ibadah harus selalu memuncak atau meningkat.

Baca Juga: Ada Museum dan Gardu Pandang di Area Fasum Waduk Pidekso Wonogiri

Orang yang ibadahnya semakin baik (semakin ke puncak) akan menjadi orang yang menenangkan. Seperti halnya gardu pandang, semakin ke puncak akan bisa melihat panorama yang indah dan mendapat ketenangan.

“Motif batik wonogiren yang merupakan motif batik khas Wonogiri bermakna bahwa Bendungan Pidekso dibuat khusus untuk menyejahterakan masyarakat Wonogiri. Diharapkan ke depan Bendungan Pidekso dapat memberi manfaat yang besar dan meningkatkan pendapatan masyarakat Wonogiri,” imbuh Eko.

Peletakan gardu pandang, sambung dia, juga memiliki makna tersendiri. Gardu pandang terletak di antara masjid dan rumah dinas kembar mengandung arti bahwa memandang sesuatu harus dari dua sisi, yakni secara horizontal yang dilambangkan dengan deret rumah dinas dan secara vertikal (hubungannya dengan Tuhan) dilambangkan dengan masjid.

Baca Juga: Final Piala AFF, Ayah Bek Timnas Fachrudin Prediksi Garuda Menang 1-0

“Masjid berukuran 25 meter x 25 meter memiliki daya tampung lebih kurang 400 orang [dalam kondisi normal atau tak berjarak],” ujar Eko.

Terkait apakah ke depan area fasum dibuka untuk umum atau tidak, hal tersebut bukan kewenangan PT PP selaku kontraktor proyek pembangunan waduk. Eko menyebut hal itu merupakan kewenangan BBWSBS.

Warga sekitar Waduk Pidekso, Mudji, 71, berharap Waduk Pidekso ke depan dijadikan destinasi wisata. Dengan begitu warga bisa membuka usaha untuk meningkatkan pendapatan. Menurut dia, area fasum potensial dijadikan tempat wisata.

Baca Juga: Nonbar Final Piala AFF, Keluarga Fachrudin Siapkan 400-an Nasi Bungkus

“Area perairan juga bisa dijadikan tempat wisata,” kata warga Desa Selomarto, Kecamatan Giriwoyo itu.

Area fasilitas umum (fasum) Waduk Pidekso, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri dilengkapi sejumlah infrastruktur, seperti masjid, gardu pandang, kantor pengelola, dan lainnya. Foto diambil Selasa (28/12/2021). (Solopos.com/Rudi Hartono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya