SOLOPOS.COM - Aktivitas pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Plaza di kompleks Stadion Manahan Solo, Senin (9/11/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Fasilitas publik Solo, DPRD menyesalkan konsep RTH di Plaza Manahan.

Solopos.com, SOLO–DPRD Solo menyayangkan nihilnya konsep ruang terbuka hijau (RTH) dalam pembangunan Plaza Manahan. Hilangnya lahan hijau dianggap bakal mengubah pola interaksi warga yang selama ini tumbuh di kawasan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kesimpulan ini mencuat setelah Komisi II DPRD menggelar sidak di lokasi pembangunan Plaza Manahan, Senin (9/11/2015). Menurut Sekretaris Komisi II, Supriyanto, Pemkot telah membuat konsep asal-asalan dengan tidak menyertakan unsur ruang hijau dalam pembuatan Plaza Manahan.

Padahal keberadaan RTH untuk interaksi warga sebelumnya menjadi ciri khas kawasan itu.

“Kalau modelnya seperti ini jelas tidak ada konsep ruang hijaunya. Kawasan menjadi gersang,” ujar Supri saat ditemui wartawan di sela sidak.

DPRD mengaku sudah berulangkali mengingatkan Pemkot terkait konsep proyek bernilai total Rp6,8 miliar tersebut. Supriyanto menyayangkan tidak ada respons positif dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) selaku leading sector proyek. Diketahui, pembangunan Plaza Manahan menitikberatkan pada pendirian air mancur serta pembangunan patung Soekarno di samping pembuatan plaza layaknya Plaza Sriwedari.

“Kawasan yang dulunya teduh bisa menjadi ruang publik yang kaku. Aktivitas dan interaksi di sini jelas akan berubah,” tutur Supriyanto.

Selain problem RTH, Komisi II menyoal estetika plaza yang dinilai justru menutup pemandangan menuju Stadion Manahan. Pantauan Espos, besarnya air mancur dan keberadaan patung rawan menutup view pintu masuk stadion.

“Kami segera mengundang DKP dan TAPD (tim anggaran pemerintah daerah) untuk meminta pertanggungjawaban. Yang jelas pada pembangunan tahap kedua (2016) harus ada upaya pembenahan.”

Anggota Komisi II, Abdul Ghofar Ismail, menyoal pembangunan saluran drainase atau gorong-gorong yang membuat jalur lambat menjadi bergelombang. Menurut Ghofar, pembuatan drainase mestinya menyesuaikan kondisi jalan yang ada. “Ini perencanaannya bagaimana? Saya minta dibongkar saja daripada menjadi temuan,” kata dia.

Kasi Taman DKP, Suranto, yang mendampingi sidak mengaku belum mengetahui kejelasan RTH di Plaza Manahan. Dia mengatakan proyek plaza tahap pertama senilai Rp1,8 miliar hanya menyasar pembangunan air mancur, plaza, drainase serta konstruksi landasan patung. Adapun pembangunan tahap kedua yang diplot Rp5 miliar digunakan untuk pembangunan patung serta peninggian akses jalur lambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya