SOLOPOS.COM - Ilustrasi taman kota (JIBI/Solopos/Dok.)

Fasilitas publik Solo, DPRD mengkritik Taman Gilingan yang masih menyisakan masalah meski sudah digelontor biaya penataan ratusan juta rupiah.

Solopos.com, SOLO–Taman Gilingan yang terletak di timur Terminal Tirtonadi masih dihantui problem bau pesing meski baru saja digelontor biaya penataan Rp255 juta. Wacana sanksi moral digulirkan untuk memupus kebiasaan buruk tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kondisi taman terbaru diketahui saat Komisi II DPRD menggelar sidak di taman setempat, Rabu (18/11/2015). Ketua Komisi II, Y.F. Sukasno, beserta rombongan sempat mengecek pavingisasi berikut pembenahan air mancur yang masuk proyek revitalisasi tahun ini. Namun perhatian Sukasno dkk beralih begitu mencium bau menyengat di pojok selatan taman.
Bau pesing menyeruak di balik pohon bambu yang ditanam di sekitar kawasan. “Wah ini baunya kok enggak hilang-hilang,” ujar Sukasno sambil menutup hidungnya.

Sukasno menyayangkan sebagian masyarakat yang masih menggunakan taman sebagai tempat buang air kecil. Padahal, Taman Gilingan telah ditata ulang sebagai taman terbuka dengan biaya Rp255 juta dari APBD 2015. Selain memiliki air mancur serta patung Naga Bima yang terbuat dari tembaga, Taman Gilingan dilengkapi penghijauan, pavingisasi serta kursi-kursi taman.

Ekspedisi Mudik 2024

“Taman ini strategis bagi warga yang menunggu angkutan atau jemputan sehabis dari terminal. Sayang kalau akhirnya enggak terpakai karena kurang nyaman.”

Politikus PDI Perjuangan (PDIP) ini mewacanakan sanksi moral untuk memberi efek jera bagi pelaku buang air sembarangan.

Menurut dia, Solo bisa meniru Surabaya yang menyuruh warga membersihkan sisa kencingnya sendiri jika kedapatan buang air sembarangan.

“Di sana kalau ketahuan kencing di taman disuruh gebyur pakai 20 ember air. Sederhana tapi bisa bikin jera,” kata dia.

Anggota Komisi II, Quatly Abdulkadir Alkatiri, menilai keberadaan petugas khusus penting untuk merawat taman secara intens. Selain mengamati interaksi di taman, imbuhnya, petugas dapat menjaga fasilitas di ruang publik tersebut.

“Idealnya setiap taman ada yang pelihara. Jangan sampai Pemkot keluar duit terus untuk penggantian fasilitas baru lantaran maintenance tidak becus.”
Dalam sidak, DPRD juga menyoroti kurangnya pohon peneduh di sekitar taman.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo, Hasta Gunawan, siap menyiagakan petugas untuk merawat Taman Gilingan. Pihaknya mengutamakan pendekatan persuasif untuk membentuk kesadaran masyarakat ihwal keberadaan taman.

“Bagi pemudik atau warga yang singgah di taman kami arahkan buang air di toilet terminal,” ucapnya.

Hasta menambahkan revitalisasi Taman Gilingan mendekati proses akhir. Dia menyebut patung Naga Bima segera dipasang dalam waktu dekat. Diketahui, patung yang menjadi ikon Taman Gilingan itu rusak sejak 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya