SOLOPOS.COM - Museum R Hamong Wardoyo di Boyolali. (Hijiriah Al Wakhidah/JIBI/SOlopos)

Fasilitas publik Boyolali, kalangan anggota DPRD meminta pengisian barang di Museum R. Hamong Wardoyo tidak asal comot.

Solopos.com, BOYOLALI–Komisi IV DPRD Boyolali meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Boyolali tidak asal comot dalam menentukan koleksi benda bersejarah di Museum R. Hamong Wardoyo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Komisi IV menyayangkan karena hingga saat ini belum ada konsep yang jelas soal isi museum. “Semestinya kan sejak awal sudah diperjelas, nanti isinya apa saja. Harapan kami segera ada konsep yang jelas soal museum,” kata Sekretaris Komisi IV DPRD Boyolali, Agus Ali Rosyidi, saat ditemui Solopos.com, di Kantor DPRD, Selasa (2/2/2016).

Konsep itu tidak hanya soal isi museum namun juga pengelolaan museum kedepannya. Semestinya, konsep itu sudah dibahas sejak awal pembangunan museum. “Ya, seharusnya inventarisasi benda-benda bersejarah yang akan diletakkan di museum itu sudah dibahas sebelum museum itu jadi. Oleh karena itu, begitu museum itu selesai dibangun, setidaknya Disbudpar sudah bisa tahu apa saja yang akan jadi ikon museum, sehingga bisa segera dipromosikan,” kata dia.

Dia meminta koleksi museum benar-benar memiliki nilai sejarah dan tidak asal comot. Nilai filosofis dan sejarah terutama yang berkaitan dengan sejarah peradaban Boyolali harus kuat agar bisa menarik minat wisatawan untuk datang ke museum tersebut.

“Yang kami tanyakan pula, itu nanti museum akan dibuka untuk umum atau ada tiket masuknya. Itu kan kaitannya dengan potensi pendapatan daerah. Saya sebagai anggota badan anggaran, berharap dinas terkait sudah mulai memikirkan hal itu.”

Sementara itu, dari pantauan Solopos.com, Selasa, sejumlah pekerja mulai memasang koleksi foto mantan bupati yang sebelumnya tersimpan di Rumah Dinas Bupati Boyolali. Belum ada benda bersejarah lain yang ditempatkan di museum selain foto mantan bupati.

Saat ini, Disbudpar masih menginventarisasi jenis koleksi dan benda yang bisa diboyong ke Museum R. Hamong Wardoyo.

Kepala Disbudpar Boyolali, Moelyono Santoso, mengatakan meskipun fisik bangunan museum sudah dinyatakan selesai, namun proyek tersebut pihaknya masih dalam tahap pemeliharaan. Disbudpar juga masih harus menata desain interior museum.

Oleh karena itu, dia meminta publik bersabar karena dalam proyek museum itu Disbudpar tidak mau terburu-buru dalam akan sangat selektif dalam menentukan jenis koleksi.

Museum R.Hamong Wardoyo menjadi salah satu ikon baru Boyolali. Nama R.Hamong Wardoyo diambil dari salah satu nama mantan bupati Boyolali yakni bupati kesepuluh yang memimpin Boyolali pada 1947.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya