SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO—Sebanyak 138 pedagang di Pasar Sibela Perumnas Mojosongo, Jebres, Solo menuntut kepada pemerintah kota (pemkot) segera membangun pasar tradisional tersebut lantaran kondisinya sudah memprihatinkan. Kondisi jalan depan pasar becek, semrawut, pedagang menggunakan tripleks dan kardus sebagai atap karena bocor di mana-mana.

Sekretaris Paguyuban Pedagang Guyup Rukun Pasar Sibela Perumnas Mojosongo, F. Sri Mulyani, saat dihubungi solopos.com, Senin (27/1/2014), mengungkapkan kegelisahannya tentang kondisi pasar yang kini ditempatinya. Kegelisahan Sri mulyani dan seratusan pedagang lainnya bermula dengan adanya sosialisasi rencana pembangunan pasar tradisional di 2014 dari Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, belum lama ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Pasar yang baru selesai dibangun, seperti Pasar Nongko saja dijadwalkan mau direhab. Tapi, pasar kami yang kondisinya becek dan semrawut malah tidak diperhatikan. Pokoke rena-rena, kalau panas, ya, ditutupi dewe, ada yang pakai tripleks dan kerdus. Bocor-bocor itu banyak. Pipa talang itu kan masuk ke warung-warung. Kalau hujan, ya, air meluber ke mana-mana. Bahkan, saat ada lisus [angin kencang], tak sedikit lapak pedagang yang kabur,” keluh Sri.

Dia mengatakan pedagang berulang kali sambat ke DPP, tetapi tidak ada jawaban. Para petugas penarik karcis, kata dia, sampai patungan swadaya untuk memperbaiki pasar. Sri menjadi sakit hati ketika mendengar paparan langsung dari DPP tentang pembangunan pasar, ternyata Pasar Sibela tak masuk daftar di 2014.

“Pasar-pasar lainnya mau dibangun modern. Saya nelangsa, pasar ini kok tidak masuk daftar pembangunan di tahun ini. Apalagi dengan adanya PKL [pedagang kaki lima] di perempatan Jl. Jaya Wijaya dengan dagangan yang mirip dengan pedagang di Pasar Sibela. Kondisi pasar menjadi sepi,” ujar dia.

Sri pun menyampaikan keluhan itu kepada salah satu wakil rakyat, yang tidak lain Ketua DPRD Solo, Y.F. Sukasno. Sri bersama sejumlah perwakilan pedagang menyampaikan unek-unek mereka kepada Sukasno saat berkunjung ke pasar itu, Senin siang. Dalam pertemuan itu, sempat muncul isu bahwa PKL di Jl. Jaya Wijaya akan difasilitasi dengan bangunan baru. Isu itu semakin membuat para pedagang waswas. Bahkan Sri mengaku tidak bisa tidur semalaman untuk memikirkan nasibnya yang masih menanggung keluarga.

Menanggapi keluhan pedagang itu, Sukasno sempat berkoordinasi dengan DPP Solo lewat telepon seluler. Menurut Sukasno yang ditemui wartawan, Senin siang, DPP sudah memiliki detail engineering design (DED) tentang Pasar Sibela dengan perkiraan kebutuhan anggaran Rp6 miliar untuk membangun pasar itu. Sukasno berkomitmen akan memperjuangkan anggaran itu dalam APBD-Perubahan 2014 dan dana dari pemerintah pusat.

“Kami merespons positif keluhan pedagang itu. Semua masukkan dan keinginan pedagang akan kami sampaikan ke DPP. Yang jelas, isu terkait pembangunan pasar di perempatan Jl. Jaya Wijaya, tidak ada di APBD 2014,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya