SOLOPOS.COM - Pedagang oprokan berjualan di trotoar selatan Pasar Ir Soekarno. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Fasilitas Pasar Sukoharjo, trotoar di sisi selatan dan barat Pasar Ir Soekarno disewakan oleh pemilik toko.

Solopos.com, SUKOHARJO–Trotoar jalan di sisi selatan dan barat Pasar Ir Soekarno diduga disewakan oleh pemilik toko dan warga setempat kepada para pedagang. Padahal, sesuai aturan, trotoar jalan merupakan fasilitas umum (fasum) yang diperuntukkan bagi para pejalan kaki.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kasus ini mencuat saat para pedagang Pasar Ir Soekarno yang tergabung dalam Aliansi Perbaikan Sukoharjo melakukan audiensi dengan pejabat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo di kantor setempat, Jumat (13/11/2015).

Sebagian pedagang tidak mau berjualan di dalam pasar. Mereka memilih berjualan di luar pasar yakni trotoar jalan yang terletak tepat di depan toko atau rumah warga. Mereka berjualan di trotoar jalan sejak proyek pengerjaan pembangunan Pasar Ir Soekarno.

Mereka terpaksa merogoh kocek pribadi untuk membayar sewa berjualan di trotoar jalan. Tak-main-main, harga sewa untuk berjualan di trotoar jalan cukup tinggi antara Rp3 juta-Rp7,5 juta/tahun. Jumlah pedagang yang berjualan di trotoar jalan lebih dari 100 pedagang. Sesuai aturan, trotoar jalan tersebut diperuntukkan bagi para pejalan kaki sebagai fasum.

“Trotoar jalan yang digunakan untuk berjualan itu disewakan. Saya membayar Rp4 juta/tahun untuk menyewa trotoar jalan satu kali satu meter,” kata seorang pedagang ayam potong, Sujarno, saat ditemui Solopos.com, Jumat.

Permasalahannya, mayoritas pedagang tidak pernah meminta kuitansi sebagai bukti telah membayar sewa trotoar jalan. Mereka berani membayar uang sewa didasarkan rasa saling percaya.

Mayoritas pedagang yang berjualan di trotoar jalan di sekitar pasar merupakan pedagang oprokan. Mereka menjual berbagai kebutuhan pokok seperti sayuran dan buah-buahan. Mereka memilih berjualan di trotoar jalan lantaran lokasi sangat strategis dan memudahkan transaksi jual-beli antara pedagang dengan pembeli.

“Saya terpaksa berjualan di trotoar jalan karena kondisi di dalam pasar sangat sepi. Pembeli tidak mau masuk ke dalam pasar,” ujar Sujarno.

Hal senada diungkapkan pedagang Pasar Ir Soekarno lainnya, Rohadi. Menurut dia, saking banyaknya, para pedagang menggelar dagangannya hingga bahu jalan saat pagi hari. Imbasnya, kendaraan bermotor terutama mobil kesulitan apabila melewati jalan di sekitar pasar. Semestinya, para pedagang berjualan di dalam pasar sehingga kondisi pasar tidak sepi.

“Saya juga membayar uang sewa berjualan di trotoar jalan senilai Rp15.000/hari kepada warga setempat,” tutur dia.

Lurah Pasar Ir Soekarno, Tri Sukrisno, mengatakan harus bersusah payah meminta para pedagang oprokan agar mau masuk ke pasar. Jumlah pedagang oprokan yang berjualan di trotoar jalan lebih dari 100 pedagang.

Dia tak dapat berbuat banyak lantaran para pedagang nekat berjualan di trotoar jalan. “Sejak awal, kami melarang para pedagang berjualan di trotoar jalan. Kami tak bisa berbuat banyak karena jumlah anggota satuan pengaman (satpam) terbatas, padahal jumlah pedagang ratusan orang,” tutur Tri.

Kepala Disperindag Sukoharjo, A.A. Bambang Haryanto, mengatakan para pedagang dilarang berjualan di luar area pasar termasuk trotoar jalan. Hal ini sesuai kesepakatan antara pedagang dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo. Dia akan berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sukoharjo untuk menertibkan para pedagang yang berjualan di trotoar jalan.

Di sisi lain, Kepala Seksi (Kasi) Operasional dan Pengendalian Satpol PP Sukoharjo, Karyono Hadi Raharjo, sesuai peraturan daerah (Perda) No 1/2007 tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima menyebutkan pedagang dilarang berjualan di trotoar jalan. Hanya trotoar jalan tertentu yang diperbolehkan menjadi lokasi berjualan pedagang seperti sekitar Alun-alun Satya Negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya