SOLOPOS.COM - Pendongeng cilik, Nimas Ayu Kusumadewi Joti Agni Murti, 11, bercerita di hadapan pimpinan daerah dan ratusan orang dari umat Hindu dalam perayaan Dharma Santi di Pendapa Sumonegaran Sragen, Sabtu (26/3/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Gara-gara pandai mendongeng, Nimas Ayu Kusumadewi Joti Agni Murti, 11, bocah asal Kauman, Masaran, Sragen, mendapatkan hadiah dari Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, berupa tabungan Bank BPR Djoko Tingkir Sragen senilai Rp5 juta.

Joti, sapaan bocah itu, mampu berkisah dengan menirukan gaya nenek-nenek dan seorang gadis kecil yang menemukan patung ganesha.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Pria Kediri Babak Belur Dihajar Warga Gegara Curi Pupuk di Sragen

Joti bercerita dengan membawa alat peraga berupa patung ganesha kecil dan rerumputan yang diletakkan dengan alas plastik. Putri nomor tiga dari Tri Purwanto, 57, itu tidak pernah ikut sanggar seni tetapi bakat yang dimiliki itu menurun dari ibunya.

Joti juga merupakan siswa dari Pasraman Pura Jagatpati, Kauman, Masaran, Sragen. Ia tampil dan mampu mengetuk hati Bupati saat perayaan Dharma Santi di Pendapa Sumonegaran Sragen, Sabtu (26/3/2022).

“Joti menceritakan pertemuan keluarga sederhana. Intinya, ada seorang gadis yang membantu orang tuanya menggembala kambing dan mencari rumput. Ketika mencari rumput itu, sabitnya mengenai benda keras. Setelah digali ternyata benda keras itu berupa patung ganesha. Saat temuan itu ada seorang juragan yang hendak membeli tetapi si gadis tidak boleh. Akhirnya, benda itu dierahkan kepada instansi terkait dan gadis itu mendapatkan hadiah beasiswa sampai perguruan tinggi,” jelas Tri Purwanto.

Baca Juga: Innalillahi, Wong Gondang Sragen Meninggal Saat Nyemprot Hama di Sawah

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dalam sambutannya spontanitas langsung memberi hadiah berupa tabungan dari BPR Djoko Tingkir senilai Rp5 juta. Sontak pemberian hadiah itu mendapat sambutan tepukan tangan dari ratusan umat Hindu yang hadir di Pendapa Sumonegaran.

Yuni mengungkapkan umat Hindu menggunakan pendapa ini setahun sekali, yakni saat perayaan Nyepi seperti ini. Dia berharap Tahun Baru Saka 1944 ini bisa mempererat kesatuan bangsa.

“Saya minta umat Hindu sama-sama menjaga kondusivitas daerah di tengah pandemi Covid-19. Keadaan pandemi ini dihadapi bersama-sama. Mudik dibolehkan tetapi daerah harus bersiap. Jangan sampai kembali pada pandemi tahun-tahun lalu. Minimal wajib pakai masker. Cuci tangan, pakai hand sanitizer harus menjadi kebiasana baru,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya