SOLOPOS.COM - 3 Menter menghadiri pembukaan IFW 2015, Kamis (26/2/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Fashion Show ini memperkenalkan busana muslim rancangan siswa SMK di Kudus.

Solopos.com, SOLO — Busana muslim kreasi siswa SMK di Kudus dipamerkan di ajang Indonesia Fashion Week 2015. Keindahan pemandangan saat matahari terbit dan tenggelam menjadi inspirasi karya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perhelatan adibusana Indonesia Fashion Week 2015 yang digelar 26 Februari-1 Maret lalu, bisa pula ditembus para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nahdlatul Ulama (NU) Banat, Kudus, Jawa Tengah.

Para siswa SMK NU Banat itu menggelar aneka kreasi busana muslim yang tak kalah apik dan layak bersaing dengan para desainer Nusantara lainnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Mereka mengangkat tema Miracle of The Sun, terinspirasi dari keindahan alam yang terlihat dalam perjalanan menuju Kota Kudus, mulai pagi hingga petang hari.

Suasana yang menampakkan perjalanan matahari sejak terbit hingga tenggelamnya ditampilkan melalui perpaduan warna-warna menakjubkan. Ada pendar kuning bagai pagi hari yang cerah, abu-abu, beige, serta warna hitam ketika hari berganti malam.

Seluruh rancangan yang berjumlah 45 koleksi bergaya syar’i menutupi tubuh, elegan, dan berdaya pakai tinggi sebagai busana yang dapat dipadupadankan.

Garis desain bersiluet A dengan layering dan apron, yang mudah dibongkar pasang. Detail busana mengedepankan cutting asimetris tanpa emblishment yang rumit. Hasilnya terlihat lebih bersahaja sesuai kaidah.

Unsur bordir dan batik Kudus ditambahkan sebagai aksen pemanis, yang menandakan koleksi busana ini tetap memperhatikan kekayaan lokal. Aksesori handmade menambah lengkap keseluruhan tampilan dari koleksi tersebut.

Irna Mutiara, desainer kondang yang membimbing para siswa, menuturkan perlehatan busana tingkat nasional dan internasional seperti Indonesia Fashion Week merupakan sebuah langkah progresif bagi para siswa.

Ajang IFW sekaligus merupakan awal baik untuk memperlihatkan kemampuan dan talenta siswa SMK kepada dunia tentang kemampuan siswa-siswa SMK dalam membuat busana muslim, patut diperhitungkan. ”Sebagai negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia serta kaya warisan budaya di bidang busana, Indonesia memiliki keunggulan untuk menjadi kiblat busana muslim dunia,” kata Irna.

Dia menuturkan potensi industri kreatif busana muslim di Indonesia cukup besar. Bahkan, untuk mewujudkan cita-cita sebagai kiblat busana muslim dunia, Djarum Foundation berkolaborasi dengan Irna Mutiara dan Bank BNI, mengembangkan program tata busana di SMK. Salah satunya SMK Nahdlatul Ulama Banat.

Kegiatan mewujudkan cita-cita melalui sekolah menengah, antara lain berupa pengembangan kurikulum busana muslim, pelatihan guru, serta bantuan infrastruktur pendidikan.

Selain mencetak tenaga terampil yang mahir secara teknik, para siswa juga dibekali kemampuan mengembangkan tren busana muslim yang sesuai syariah. Tentu saja, dengan memadukan unsur warisan budaya, seperti batik dan bordir, pada setiap balutan rancangannya.

Para siswa dikenalkan pada desain dan teknik membatik, khususnya Batik Kudus. Batik Kudus memiliki ragam motif yang unik. Hal ini disebabkan pengaruh budaya Tiongkok, Arab, dan Jawa yang melebur dalam satu maha karya multi kultur.

”Busana muslim dari atas ke bawah itu banyak sekali yang bisa dikembangkan. Mulai dari kerudung, busana, dan aksesori semuanya bisa berkembang dan menjadi industri masyarakat. Oleh karena itu, program peningkatan mutu SMK jurusan Tata Busana diselaraskan dengan proses produksi busana muslim,” ujar Irna.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya