SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Fashion show yang digelar di Alun-alun Sasano Langen Putro, Sragen, Selasa malam menampilkan beragam batik Sragen.

Solopos.com, SRAGEN—Sebanyak 124 busana batik asli Sragen rancangan desainer lokal dan nasional diperagakan pada ajang Sragen Fashion Batik & Craft 2015 di Alun-alun Sasono Langen Putro, Selasa (2/6/2015) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sepuluh perancang busana kenamaan seperti Rudi Chandra, Eko Tjandra, Robin Karebet, Sikie Purnomo, Rory Wardana, Ayok Dwipanca, Rendi Hapsanto, Lia Mustafa, Tuti Adib dan Bramanta Wijaya ambil bagian dalam fashion show kali ini. Bahan busana batik yang diperagakan para model itu diproduksi oleh pengrajin di Sragen.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin mengangkat derajat batik lokal Sragen ke kancah industri nasional,” terang konseptor acara, Agus Totok S. saat ditemui solopos.com di Sragen sebelum acara dimulai.

Peragaan busana batik asli Sragen itu terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama menampilkan 43 busana batik rancangan peserta workshop peragaan busana. Workshop yang diikuti siswa SMK dengan program keahlian Tata Busana dan para penjahit lokal itu dipandu perancang busana asal Solo, Rendi Hapsanto.

“Ada 43 peserta workshop. Sebagai penghargaan, karya mereka diperagakan para model pada ajang Sragen Fashion Show & Craft kali ini. Melalui workshop itu, kami mengajak semua peserta mempersiapkan diri memasuki industri fashion,” terang Totok.

Busana batik asli Sragen karya 10 perancang busana tenar itu juga diperagakan 34 model profesional dalam skala nasional. Mereka memperagakan 80 busana batik karya 10 desainer tersebut. “Jika ditambah 43 karya peserta workshop maka jumlahnya ada 124 busana batik,” jelas Totok.

Totok menjelaskan batik asli Sragen tidak berbeda karakternya dengan batik asli Solo. Jika dirunut dari sejarah, kata dia, para pengrajin batik di Sragen pada awalnya merupakan buruh batik di Solo. “Ratusan tahun lalu, para pengrajin batik di Solo itu banyak yang didatangkan dari Sragen. Mereka lalu pulang kampung dan membikin usaha sendiri di pinggiran Sungai Bengawan Solo,” jelasnya.

Pada ajang itu, berbagai kerajinan produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Sragen juga dipamerkan di sejumlah stan yang tersedia di lokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya