SOLOPOS.COM - Fariz RM. (JIBI/Solopos)

SOLO CITY JAZZ - Penyanyi kawakan Fariz RM tampil memuaskan penggemarnya dalam Solo city jazz 2011 yang digelar di Plasa taman Sriwedari, Jumat (23/9/2011) malam. JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu

Solo (Solopos.com)–Fariz Rustam Munaf (Fariz RM) membayar lunas janjinya kepada publik Solo. Di bawah rindangnya pohon beringin Plaza Taman Sriwedari, Jumat (23/9/2011) malam, musisi multi instrumentalis ini menyuguhkan karya-karya hitsnya di hadapan ratusan pengunjung Solo City Jazz 2011.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Fariz, yang kala itu terlihat santai dengan kemeja batik dibalut jumper warna hitam, melepas rasa kangen penggemarnya dengan nomor pembuka, Terus Berlari. Lagu yang diambil dari album Peristiwa 81-84 ini disambut riuh tepukan penonton yang telah menunggu aksi idola zaman 1980’an itu.

Lelaki yang terakhir manggung di Solo tahun 2002 ini tak sendiri. Ia berkolaborasi dengan Fariz RM Trio, band pengiringnya yang beranggotakan Jantan G (drummer), Ahmad Oktaviansyah (bass) dan Rio Zee (programmer).

Dalam aksi pertamanya, Fariz RM tampak bersemangat dengan sesekali mengangkat tangannya ke udara saat bermain keyboard dan bernyanyi. “Saya senang ada di sini, di depan wong Solo. Sudah lama sekali tak bermain di sini,” ujarnya di ujung lagu.

Di nomor selanjutnya, Sungguh, Fariz RM makin membangun nuansa intim lewat alunan suaranya yang empuk namun bertenaga. “Maaf kalau nanti ada yang ga sampai suaranya. Masalah napas doang,” ujarnya sambil tersenyum.

Efek lighting yang menyambar gapura Taman Sriwedari dibumbui cahaya tintir di sekeliling panggung, menambah magis penampilan musisi yang telah menelurkan 20 album solo ini.
Lagu yang diambil dari album Do Not Erase, Nada Kasih, makin meluluhkan hati pengunjung Taman Sriwedari. Diawali intro keyboard yang mengalun manis dari jemari Fariz, Nada Kasih mulai membius penonton untuk ikut bernanyi.

Sambutan publik makin semarak saat lelaki bertubuh ceking ini menyuguhkan mega hitsnya, Sakura. Fariz tampaknya tak mau mengambil risiko dengan tidak menampilkan lagu “wajib” ini. “Terlambat untuk berdusta, terlambatlah sudah. Menipu sanubari tak semudah kusangka,” lantun Fariz diikuti koor ratusan pengunjung SCJ.

Sebelum Fariz RM, penampilan spesial juga meluncur dari Tesla Manaf. Berkolaborasi dengan Mahagotra Ganesha ITB, gitaris muda asal Bandung ini menyuguhkan musik jaz instrumental yang berpadu manis dengan tabuhan gamelan Bali.

Salah seorang pengunjung, Ferrial Pondrafi, 23, mengaku takjub dengan penampilan para musisi di SCJ 2011. Bagi mahasiswa Sastra Inggris UNS ini, seluruh penampil mampu menunjukkan performa jaz yang maksimal. “Saya juga terkesan dengan setting panggung yang mampu memadukan unsur tradisional dan modern. Ini membuat performa penampil menjadi lebih artistik dan magis,” tutur dia.

Pengunjung lain, Doni Andrian, 43, menyebut konser Fariz kali ini adalah jawaban penantiannya selama ini. “Sejak awal 1990, saya sudah mengidolakan Bang Fariz. Overall, penampilannya luar biasa walau usianya tak lagi muda.”

(Oleh: Chrisna Chanis Cara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya