SOLOPOS.COM - Kambing boer milik peternak di Kudusan, Gumpang, Kartasura, Sukoharjo, seharga Rp36 juta. (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO – Peternakan kambing Hidayah Farm di Kudusan, Gumpang, Kartasura, Sukoharjo, mengembangkan kambing peranakan dari jenis kambing boer asal Afrika. Salah satu kambing di peternakan itu yang menjadi pejantan bernilai fantastis, mencapai puluhan juta rupiah.

“Jenisnya boer aslinya dari Afrika tapi impor dari Australia. Harganya Rp36 juta. Kalau yang jenis ini hanya untuk jadi indukan [pejantan] saja, jadi yang dijual peranakannya,” jelas pemilik Hidayah Farm, Dodi Fristanto, saat ditemui Solopos.com di kandang miliknya di Kartasura, Rabu (18/5/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dodi menjelaskan untuk kambing betina sebagai indukan tidak impor tapi beli lokal dan saat ini terdapat 30 ekor. Dari hasil beternak kambing boer, Dodi menghasilkan 20 cempe baik betina maupun jantan.

Dia mengaku hanya menjual kambing jantan, sedangkan kambing betina tidak dia jual. Harga kambing yang dijualnya bervariasi, berkisar Rp4 juta hingga Rp15 juta per ekor. Harga tersebut melihat dari usia kambing dan keturunannya. Kambing dengan keturunan boer dan persilangan memiliki harga berbeda.

“Sementara ini saya belum masuk pasar, jadi penjualan hanya melalui online. Biasanya dari peternak juga pembelinya,” katanya. Mengingat harganya fantastis, dia menyebut jika kambing betina dijual untuk diambil dagingnya saja harga tersebut terbilang mahal.

Baca juga: Sapi dan Kambing di Kartasura Dicek untuk Antisipasi PMK, Hasilnya?

Dia menerangkan perawatan kambing boer tidak terlalu menyulitkan, bahkan relatif lebih mudah ketimbang perawatan kambing jawa. Menurutnya, kambing boer tergolong kambing rakus, sehingga dapat mengonsumsi pakan apa pun. Namun pemberian pakan menurutnya harus disesuaikan dengan nutrisi yang dibutuhkan kambing, seperti serat dan protein. Dia memberikan pakan rumput dan sentrat agar kebutuhan nutrisinya seimbang.

Peternakan kambing yang berjalan hampir dua tahun tersebut menurutnya berasal dari hobi dan imbas pandemi Covid-19. “Karena kambing lebih menjanjikan, saya sebetulnya dari kontraktor listrik, semenjak pandemi karena hobi dan untuk mengisi kegiatan jadi memilih ternak kambing,” katanya.

Sementara itu, berkaitan dengan penyakit mulut dan kuku (PMK), Dodi mengatakan tak terjadi pada ternaknya. “Sementara ini belum pernah tahu dan mengalami [adanya penyakit PMK di peternakan saya]. Mudah-mudahan juga tidak ada, mau memasukkan kambing baru juga belum berani,” katanya.

Baca juga: Mentan Pastikan Penyakit Mulut dan Kuku Tak Pengaruhi Iduladha 2022

Mengutip pertanian.go.id, Kamis (19/5/2022), pertumbuhan kambing boer sangat cepat serta persentase daging karkas tinggi. Hewan yang asal muasalnya dari Afrika Selatan ini memiliki ciri-ciri khusus sehingga mudah dikenali. Berbeda dengan kambing pada umumnya, kambing boer memiliki tubuh lebar, panjang dan berbulu putih.

Selain itu, kakinya agak pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang menggantung, berkepala warna cokelat kemerahan atau cokelat muda hingga cokelat tua. Beberapa kambing Boer memiliki garis putih ke bawah di wajahnya. Kulitnya berwarna coklat melindungi dari kanker kulit. Kambing ini  suka berjemur di siang hari.

Kambing boer disebut juga kambing pedaging sesungguhnya. Pada umur lima hingga enam bulan, kambing ini dapat mencapai berat 35 kg– 45 kg. Dibandingkan dengan kambing lokal, persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi, mencapai 40% – 50% dari berat tubuhnya.

Baca juga: Warga Matesih Karanganyar Ternak Sapi dan Domba Impor, Harganya Mahal

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, nilai Rp36 juta itu setara dengan harga dua ekor sapi. Secara terpisah, penjual sapi di Pasar Cuplik, Sukoharjo, Imam Nugroho, menyebut harga sapi yang dijualnya berkisar Rp19 juta hingga Rp22 juta.

Niki Rp19 juta sampai Rp22 juta, udah termasuk perawatan sampai H-1 siap kirim. Tapi ini baru isi 6 ekor, rencana mau nambah tapi lihat kondisi dulu biasanya nyampai 27 ekor,” katanya melalui pesan Whatsapp, Rabu (18/5/2022).

Dia menjelaskan biasanya seusai Idulfitri, para pelanggan mulai mengunjungi lapaknya untuk persiapan menyambut Iduladha. Tetapi sampai sekarang hal itu belum terjadi. Dia menduga kemungkinan hal itu dampak merebaknya PMK pada hewan ternak di sejumlah daerah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya