SOLOPOS.COM - Seorang petugas menggunakan alat pengukur suhu tubuh (thermal scanner) kepada wisatawan asing di Candi Prambanan, Klaten, Sabtu (7/3/2020). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, SOLO— Suhu tubuh manusia menjadi salah satu parameter seseorang dikatakan sakit atau sehat. Beberapa waktu terakhir pemerintah dan perusahaan swasta memberlakukan pemeriksaan suhu tubuh pada pegawai sebelum masuk kantor. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona yang kini telah menjadi pandemi. Bagi pegawai yang dinilai memiliki suhu tubuh di atas normal dan memiliki gejala seperti flu diminta untuk pulang atau bekerja di rumah.

Di sisi lain, penelitian terbaru mengungkap suhu tubuh manusia sekarang bukan lagi rata-rata 37 derajat Celsius. Temuan dari hasil studi pada 2017 yang dilakukan di Inggris, suhu rata-rata di antara pasien di sana yang diukur sekitar 36,6 derajat Celsius.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Melalui angka tersebut, dapat dikatakan suhu tubuh manusia menjadi dingin. Para peneliti menganalisis 250.000 pengukuran suhu dari 35.000 lebih pasien di Inggris. Peneliti Julie Parsonnet di Universitas Stanford menanggapi hasil penelitian tersebut. Ia masih belum mengerti mengapa hal itu terjadi.

Ekspedisi Mudik 2024

"Ini masih misteri. Kami tidak benar-benar paham apa arti pendinginan pada manusia. Apa artinya bagi kesehatan kita dan umur panjang," jelasnya, dikutip Liputan6.com dari Live Science, belum lama ini.

Suhu tubuh normal yang turun kemungkinan mencerminkan, tren pengurangan peradangan berlebih di tubuh manusia. Peradangan menghasilkan protein disebut sitokin yang meningkatkan laju metabolisme tubuh. Efeknya, menghasilkan panas pada tubuh.

Perempuan ODP Corona Jalan-Jalan Di Singosaren Solo Bikin Video Klarifikasi, Ini Pernyataannya

Tubuh Manusia Berevolusi

Seorang dokter Jerman bernama Carl Reinhold August Wunderlich adalah orang pertama yang menghitung suhu tubuh normal rata-rata manusia 37 derajat Celsius pada tahun 1851. Hal itu dilakukan setelah mengumpulkan jutaan suhu tubuh dari sekitar 2.500 pasien di kota Leipzig.

"Dia mengukur suhu semua orang yang bisa ditemukan, apakah mereka sehat dan sakit. Dan dia menulis buku tentang variasi suhu terhadap penyakit," kata Parsonnet.

Sampai kini dokter juga masih menggunakan suhu tubuh sebagai tanda vital utama untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang. Kita sekarang tahu, suhu tubuh bisa berfluktuasi (naik-turun) 0,2 derajat Celsius sepanjang hari.  Bukti menunjukkan, tubuh mempertahankan suhu yang relatif stabil untuk mempertahankan fungsi organ dan reaksi kimia berjalan dengan lancar. Kestabilan suhu tubuh berpotensi mencegah infeksi jamur.

Lantas mengapa sekarang suhu tubuh menjadi 36,6 derajat Celsius? Laporan dari jurnal eLife Science, kejadian tersebut terkait mikroba. "Ini mungkin dipengaruhi bagaimana mikroba berfungsi. Manusia modern menangkap jauh lebih sedikit penyakit menular. Berbeda dengan orang-orang yang hidup sampai tahun 1800. Mereka ada yang menderita malaria berulang, luka kronis, dan TBC," Parsonnet melanjutkan.

Parsonnet dan tim menggali data, termasuk mengumpulkan data Perang Sipil Amerika pada 1970-an dan awal 2000-an. Dengan mengkombinasikan data, para peneliti mengumpulkan lebih dari 677.000 pengukuran suhu tubuh normal untuk diperiksa.

Tim melihat penurunan rata-rata suhu tubuh manusia selama bertahun-tahun. Untuk mengesampingkan kemungkinan pengaruh teknologi termometer yang lebih baik telah mengubah data, para peneliti mencari tren pada setiap data individu.

"Kita sebagai manusia telah berevolusi dari waktu ke waktu. Secara fisiologis berubah [dengan menangkap lebih sedikit penyakit]," tambah Parsonnet. "Kita semua telah berubah dari pendahulu abad ke-19, menjadi manusia modern yang berbeda hari ini dengan suhu tubuh normal rata-rata yang lebih dingin."

Jurnal Parsonnet dan tim berjudul Decreasing human body temperature in the United States since the industrial revolution, yang dipublikasikan 7 Januari 2020. Terlepas dari suhu tubuh normal manusia yang kini cenderung turun ada sejumlah fakta menarik lain mengenai suhu tubuh seperti dilansir halodoc.

3 Dokter Perawat Pasien Corona Indonesia Meninggal, Ini Datanya

1. Merokok Menyebabkan Suhu Tubuh Tinggi

Suhu tubuh akan mengalami kenaikan saat merokok. Menghirup asap panas dapat meningkatkan suhu paru-paru. Ketika paru-paru kamu panas, mereka tidak dapat mendinginkan atau membuang panas dari tubuh. Akibatnya, menyebabkan suhu tubuh tinggi. Ketika Anda berhenti merokok, suhu tubuh kembali normal dalam waktu sekitar 20 menit.

2. Berkata Bohong, Hidung Akan Memanas

Fakta menarik, ternyata berbohong akan membuat hidung panas. Dengan menggunakan pencitraan termal, mereka dapat menunjukkan bahwa kegelisahan yang disebabkan oleh kebohongan menyebabkan hidung di area di sekitar mata menjadi hangat.

3. Hati yang Dingin dapat Melindungi Otak

Suhu tubuh dapat memengaruhi seberapa baik kualitas tidur. Diketahui bahwa orang tidur lebih baik saat kulit sedikit dingin. Pakaian yang dikenakan saat tidur tidak memengaruhi suhu tubuh rata-rata, dan tidak memengaruhi apakah tidur lebih nyenyak atau tidak.

4. Usia Memengaruhi Suhu Tubuh

Jika Anda merasa selalu kedinginan meski sedang di musim panas, itu bisa jadi karena faktor usia. Seiring bertambahnya usia, suhu tubuh rata-rata semakin menurun. Ini penting untuk diketahui, karena lansia mungkin benar-benar demam pada suhu yang lebih rendah daripada orang dewasa yang lebih muda.

5. Suhu Tubuh Dapat Membantu Menentukan Waktu Kematian

Saat seseorang meninggal, tubuh mereka mulai mendingin pada tingkat yang ditentukan.

6. Pria dan Wanita Memiliki Suhu Tubuh Berbeda

Diketahui bahwa suhu tubuh wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Meskipun begitu, ada bagian tubuh wanita yang terasa lebih dingin, seperti tangan dan kaki. Inilah sebabnya wanita lebih cepat kedinginan dibandingkan pria. Misalnya, wanita akan kedinginan saat berada pada suhu di bawah 70 derajat F, sedangkan pria baru akan merasakan kedinginan jika suhu turun di bawah 67 atau 68 derajat F.

7. Suhu Tubuh Terlalu Tinggi

Jika suhu tubuh terlalu tinggi, atau suhu tubuh lebih dari 40 derajat celcius, Anda berisiko mengalami hipertemia. Kondisi ini terjadi ketika seseorang berada di lingkungan yang panas, tetapi tubuh tidak mampu mendinginkan diri secara efektif. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi dan merusak organ tubuh secara permanen, seperti otak.

8. Suhu Tubuh Terlalu Rendah

Jika suhu tubuh terlalu rendah, atau di bawah 35 derajat celcius, kamu berisiko mengalami hiportemia. Kondisi ini bisa mengancam jiwa karena suhu tubuh terlalu rendah dapat memperlambat kinerja sistem kerja saraf dan berujung pada kegagalan fungsi organ jantung dan pernapasan.

Biasanya, seseorang akan mengalami hiportemia jika berada di tempat dingin terlalu lama. Gejala yang terjadi di antaranya menggigil, kulit berwarna merah, bicara tidak jelas, napas lebih pendek, dan perlahan-lahan hilang kesadaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya