SOLOPOS.COM - KRI Nanggala-402 (Antara)

Solopos.com, JAKARTA -- TNI terus berupaya mengevakuasi badan kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di kedalaman lebih dari 800 meter di perairan Bali Utara. Dibantu dua kapal angkatan laut China, Tug Nantuo-195 dan Xing Dao-863, sejumlah kepingan Nanggala 402 sudah berhasil diangkat.

Saat ini tugas kapal Tiongkok sudah beralih dari tahap observasi ke tahap pengangkatan. Atase Militer Tiongkok menyebut bahwa pengangkatan di bawah laut yang sangat dalam sebagai masalah yang rumit di seluruh dunia.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Dari proses evakuasi dan pengangkatan kepingan-kepingan KRI Nanggala-402, TNI menemukan sejumlah fakta menyangkut kondisi kapal selam tua tersebut.

Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II, Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto, mengungkapkan salah satu kapal militer China berhasil mengangkat bagian liferaft KRI Nanggala-402. Pada proses pelaksanaan tugasnya militer China selalu didampingi oleh unsur TNI AL, yaitu dengan 6 kapal perang RI.

Baca Juga: AL Jerman Gelar Upacara Penghormatan Kru KRI Nanggala-402

"Ini adalah liferaft. Jadi ini digunakan kalau kita mengalami kedaruratan pada posisi yang memungkinkan dia bisa dilepaskan, ada alatnya di bawah untuk melepaskan. Nah ini sudah diambil, ini tertimbun oleh lumpur, sama Tan Suo ER HAO sudah ditali sudah dinaikkan, maaf tidak saya bawa ke sini karena beratnya kurang lebih 700 kg. Satu buah ada di sini," kata Iwan Isnurwanto di Lanal Denpasar, Selasa (18/5/2021).

Berikut fakta yang dirangkum dari hasil pencarian dan penyelamatan KRI Nanggala-402.

Bodi Terpisah hingga 47 Meter di Dasar Laut

KRI Rigel bersama dengan MV Swift Rescue telah mendapatkan data bawah laut di mana posisi Nanggala yang sebenarnya. Tetapi gambaran tersebut masih secara garis besar dan belum detail. Namun koordinat sudah ada sehingga memudahkan pencarian lebih lanjut.

Menurut Iwan, jarak antara haluan dan anjungan badan KRI Nanggala-402 kurang lebih 107 meter. Kemudian jarak antara dan haluan dengan datum di mana perkiraan kapal selam mengalami kedaruratan kurang lebih sejauh 47 meter. Sementara jarak antar stern atau buritan dengan swirl section itu kurang lebih 36 meter.

Baca Juga: Setelah Naikkan Pangkat, Beri Beasiswa Anak, Kini Jokowi Beri Rumah Istri Awak KRI Nanggala-402

"Data KRI Rigel diteruskan MV Swift Rescue dari Singapura untuk memastikan di mana posisi yang sebenarnya. Selanjutnya, setelah dilaksanakan identifikasi lebih lanjut maka bagian-bagian KRI Nanggala telah ditemukan di mana posisi dari bow section atau haluan, sail section atau anjungan dan stern section atau buritan," kata Iwan.

Liferaft KRI Nanggala Berhasil Diangkat

Liferaft dari kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali berhasil diangkat. KRI Nanggala-402 memiliki dua liferaft yang digunakan jika kapal mengalami kondisi kedaruratan.

"Sama Kapal Tan Suo Er Hao sudah sudah ditali, sudah dinaikkan," ujar Iwan.

Ia mengatakan saat ini belum ada bagian-bagian besar lain yang bisa diangkat. Bagian besar yang dimaksud yaitu bow section (haluan), sail section (anjungan), dan stern section (buritan).

Iwan menjelaskan, kapal Tan Suo Er Hao juga sudah berupaya mengangkat anjungan. Berat anjungan dari KRI Nanggala itu awalnya diperkirakan kurang-lebih 18 ton.

Baca Juga: ABK KRI Nanggala-402 Asal Wonogiri Bertugas Sebagai Mekanik Kapal Selam

"Bayangkan 18 ton dibawa dari bawah diangkat yang memasang adalah robot bukan manusia pakai sling dikaitkan di mana-mana tempatnya itu untuk mengangkat," ujar Iwan.

Namun anjungan tersebut tidak berhasil diangkat karena sling yang digunakan putus. Setelah diperkirakan ulang, berat anjungan itu kemungkinan lebih dari 20 ton.

Pressure Hull Diduga Berada di Dekat Kawah Misterius

Dari upaya pencarian itu, badan tekan (pressure hull) KRI Nanggala-402 diperkirakan berada di dekat kawah misterius. Iwan menjelaskan kawah tersebut memiliki diameter kurang lebih 38 meter. Namun belum diketahui pasti apa sebenarnya kawah tersebut.

"Lokasi badan tekan atau pressure hull secara pasti belum dapat digambarkan, kami hanya memperkirakan saat ini. Mungkin posisinya sekali lagi mungkin posisinya di kawah tersebut, di crater yang berdiameter 38 meter, dengan kedalaman lebih kurang 10-15 meter, itu pun masih belum bisa masuk ke dalamnya," kata Iwan.

"Ini yang sampai saat ini kita belum mengetahui apa sebenarnya kawah tersebut," sambung dia.

Dari hasil survei bawah laut itu, kapal Tan Suo Er Hao melaksanakan dive operations. Salah satunya operasi difokuskan pada kawah di dekat bagian KRI Nanggala-402.

Iwan menjelaskan area pencarian pun diperluas. Saat ini, kata Iwan, masih ada bagian kapal yang belum ditemukan, yaitu pressure hull. Pihaknya telah melapor kepada pimpinan TNI AL terkait proses evakuasi KRI Nanggala. Dia mengatakan, pada akhir Mei, tindak lanjut proses evakuasi KRI Nanggala-402 akan dibahas kembali.

Posisi Jasad 53 Kru

Iwan juga bicara soal kemungkinan posisi jasad 53 kru KRI Nanggala-402 berada di bagian badan tekan (pressure hull) kapal selam. Namun belum diketahui posisi badan tekan tersebut.



"Lalu tadi disampaikan, apakah personelnya di sana? Dengan tak ditemukannya personel pengawak, maka mungkin akan ada di sana. Di mana? Mungkin di badan tekan. Tapi kami belum tahu sampai di mana posisinya," katanya.

Sempat ada dugaan badan tekan KRI Nanggala-402 masuk ke kawah di dasar laut. Kawah tersebut lokasinya berada tak jauh dari lokasi ditemukannya anjungan dan buritan KRI Nanggala-402.

Iwan mengatakan kapal China sempat mengecek kawah tersebut. Namun belum ada tanda-tanda badan tekan KRI Nanggala-402 ada di dalam kawah tersebut.

KRI Nanggala-402 Deformasi hingga Pecah

TNI memastikan badan kapal selam KRI Nanggala-402 pecah bukan karena ledakan. Iwan mengatakan diduga kuat KRI Nanggala-402 mengalami kecelakaan. Menurutnya, jika KRI Nanggala-402 meledak sebelum menyentuh dasar laut, kapal TNI AL lain akan mendeteksinya.

"Kalau kapal ini meledak, pada saat itu juga pasti berhamburan dan muncul ke permukaan. Tapi sampai saat ini tak ada pecahan yang muncul di permukaan. Kalau meledak, kapal kami yang mempunyai kemampuan sonar, mendengar suara di dalam air. Pasti mendengar," jelas Iwan.

Iwan lalu menjelaskan soal kemungkinan yang dialami KRI Nanggala-402 saat tenggelam. Dia mengatakan kapal selam akan mengalami perubahan bentuk jika telah melewati batas kedalaman yang diizinkan.

"Kapal selam di dunia itu maksimum 500 meter untuk posisi yang tak diizinkan untuk menyelam lagi. Jadi kalau lebih dari 500 meter, maka dia akan mengalami deformasi," katanya.

Dia mengatakan, dalam kondisi tersebut, kapal selam akan terus tenggelam dengan kecepatan cukup tinggi. Terlebih sebuah kapal selam memiliki bobot lebih dari 1.300 ton.

"Kenapa terjadi pecahan seperti ini? Ingat, beratnya 1.300 ton, kalau diisi penuh dengan air dan lain-lain, katakan sudah menyelam, itu kurang-lebih 1.450 ton, dengan kecepatan yang ada, ada yang bisa 10 meter per detik kecepatannya, setelah 300-400 meter, dia akan mengalami deformasi bentuk," tuturnya.

"Sudah kecepatan tinggi, deformasi, kena dasar laut, maka akan terjadi pecah. Akan seperti itu," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya